BAB 1
KENAPA GURU HARUS TAHU TENTANG PENIALAIAN
Guru mengajar siswa; ya, memang, guru menyukai mengajar, namun mereka jarang menyukai melakukan tes. Guru yang dapat melakukan tes dengan baik adalah guru yang lebih baik. Tes yang efektif akan meningkatkan efektifitas pengajaran guru.
Penilaian Versus Testing
Hampir setiap orang mengetahui jenis-jenis tes yang umum digunakan di sekolah. Kebanyakan orang dewasa saat ini, pernah mengikuti tes seperti ketika mereka alami di masa sekolah dulu. Terdapat macam-macam tes, seperti tes akhir semester, tes tengah semester, tes akhir bab dan sebagainya. Semua tes tersebut memiliki satu kesamaan; yakni merepresentasikan usaha guru untuk memperoleh informasi dan menetapkan seberapa banyak yang sudah siswa pelajari. Lebih akurat lagi, tes tersebut digunakan untuk menentukan status siswa dalam hal pengetahuan dan keterampilan yang guru upayakan untuk ditingkatkan. Tes tersebut merupakan usaha berharga bagi guru – untuk mengetahui seberapa banyak yang telah siswa ketahui. Jika guru mengetahui dengan yakin apa yang saat ini diketahui siswa, maka guru akan dengan mudah menentukan langkah apa yang akan dilakukan dalam pengajaran selanjutnya.
Jenis-jenis tes yang disebutkan pada paragraf di atas adalah jenis tes tertulis. Terdapat banyak macam tes tertulis, seperti esay, pilihan ganda, dan pilihan Benar-Salah. Hingga beberapa dekade terakhir, jenis tes tersebut merupakan tes yang umum ditemukan di kelas. Akhir-akhir ini, banyak guru yang didorong untuk memperluas konsep mereka tentang pengujian sehingga status siswa dapat ditentukan dengan alat ukur yang lebih bervariasi – lebih dari sekedar tes tertulis. Alasan bahwa guru ditantang untuk menambah pemahaman dan kemampuan mereka dalam menggunakan tes bukan hanya demia keberagaman alat pengukuran saja. Tapi juga karena pendidikan yang bijaksana memiliki sejumlah jenis pembelajaran siswa yang penting yang tidak dapat diukur hanya dengan menggunakan tes tertulis. Misalnya, jika guru ingin menentukan seberapa baik kinerja siswa dalam wawancara kerja secara lisan, maka jelas bahwa tes tertulis tidak dapat digunakan untuk mengetahui kinerja tersebut.
Dikarenakan begitu banyak hasil pengajaran yang tidak dapat dengan baik diukur melalui tes tertulis, dan karena kebanyakan orang ketika menggunakan kata tes maka mereka otomatis menyebut tes tertulis tradisional, maka istilah penilaian mulai banyak diadopsi oleh para praktisi pendidikan dan spesialis pengukuran. Penilaian adalah deskriptor luas tentang jenis pengukuran pendidikan yang guru lakukan – sebuah deskritor yang mencakup lebih banyak jenis prosedur pengukuran. Berikut ini adalah definisi kerja penilaian ketika digunakan dalam konteks pendidikan: penilaian pendidikan adalah usaha formal untuk menentukan status siswa mengenai variable of interest pendidikan. Catat bahwa tujuan penilaian dalam konteks pendidikan adalah menentukan status siswa dalam hal ‘variable of interest’. Variable adalah segala hal yang bervariasi. Misalnya, dalam pendidikan kita menemukan bahwa siswa bervariasi dalam hal seberapa banyak yang mereka ketahui mengenai mata pelajaran tertentu, atau seberapa positif sikap mereka terhadap sekolah; dan sebagainya. Semua itu adalah jenis variable yang biasanya menjadi perhatian guru, sehingga disebut dengan ‘variable of interest’ dan biasanya diukur oleh guru. Misalnya, jika pengajaran guru fokus pada revolusi industri, maka guru akan menilai seberapa banyak yang siswa ketahui tentang revolusi indistri; disini, variable of interestnya adalah tingkat pengetahuan siswa tentang revolusi indistri.
Definisi kerja penilaian di atas mengindikasikan bahwa penilaian pendidikan mengimplikasikan ‘usaha formal’ untuk mengetahui status siswa. Sebagai manusia, kita membuat semua determinator informal mengenai status manusia. Misalnya, kita dapat menyipulkan bahwa perempuan yang menyerobor antrian di supermarket adalah peremuan yang tak sopan, atau orang yang suka gemetaran di depan umum disebut orang gampang gugup dan sebagainya. Hal tersebut merupakan status determinator informal. Guru juga melakukan penilaian informal atas siswanya. Misalnya, seorang guru menyimpulkan bahwa seorang siswa, berdasarkan sikap cemberutnya selama awal pelajaran di kelas, sebagai siswa yang pemarah. Penilaian informal tersebut tidak dapat dipandang sebagai penilaian pendidikan meski hal tersebu berguna bagi guru.
Jenis penilaian pendidikan yang akan dibahas pada buku ini adalah jenis fomal, yakni usaha yang sengaja dilakukan dengan seksama untuk menentukan status siswa berdasarkan variabel seperti pengetahuan, keterampila atau sikap. Jenis penilaian pendidikan yang akan anda eksplorasi pada buku ini adalah penilaian yang lebih dari sekedar ‘impresi/kesan’ guru; melainkan cara yang sistematis dalam menentukan status siswa. Oleh karena itu, penilaian adalah deskriptor non-restriktif yang relatif luas dalam jenis pengujian dan mengukuran yang harus guru lakukah. Penilaian adalah sebuah kata yang mencakup berbagai macam tes dan pengukuran. Pada halaman berikutnya, anda akan menemukan bahwa meski saya menggunakan istilah penilaian, namun saya juga akan sering menggunakan kata tes dan pengukuran.
Kenapa Guru Harus Mengetahui Tentang Penilaian: Jawaban Di Masa Lalu
Mari kita bermain dengan waktu. Misalnya anda kembali ke masa lalu, tahun 1950an atau 1960an. Bayangkan anda seorang guru yang akan ambil bagian pada sebuah orientasi bagi guru baru di sebuah sekolah distrik. Topik yang dibahas dalam orientasi tersebut adalah “kenapa guru harus mengetahui tentang pengujian?”. Professor Tess Tumm, pemateri pada acara tersebut, menampilkan kepada para peserta sejumlah jawaban atas pertanyaan tersebut; yakni jawaban tradisional. Terdapat sejumlah jawaban tradisional atas pertanyaan tersebut. Berikut ini adalah uraiannya masing-masing:
a. Mendiagnosa kelemahan dan kekuatan siswa; salah satu alasan penting dilakukannya penilaian oleh guru adalah untuk menentukan kelemahan dan kekuatan individu siswa. Jika anda guru SD, maka anda harus mengetahui seberapa baik Gisell (nama siswa) memahami apa yang dia baca, sehingga jika dia menemukan kesulitan dalam membaca, maka anda dapat memecahkan kesulitan tersebut melalui pengajaran. Kelemahan siswa, setelah teridentifikasi, dapat menjadi fokus pengajaran yang akan dilakukan. Begitupun sebaliknya dengan kekuatan siswa, jika guru mengetahui kekuatan siswa atau apa yang sudah siswa ketahui sebelumnya, maka guru dapat menentukan apa yang akan diajarkan dan apa yang tak perlu lagi diajarkan. Penilaian atas kekuatan siswa dapat memungkinkan guru menghindari pengulangan pelajaran yang tak perlu. Dengan mengukur status terkini siswa, maka guru dapat melihat kemana energi pengajaran akan diarahkan dan apa keterampilan atau pengetahuan yang sudah siswa kuasai sehingga tak perlu lagi diajarkan.
b. Memonitor kemajuan siswa; alasan atau fungsi kedua penilaian kelas adalah untuk menentukan apakah siswa mampu bergerak menuju tujuan dengan memuaskan seperti yang guru inginkan atau tidak. Jika kemajuannya memuaskan, maka guru tak perlu melakukan perubahan dalam pengajaran. Namun sebaliknya, jika kemajuan siswa tidak memuaskan atau bahkan mendek, maka guru dapat menentukan apa dan bagaimana remedial yang harus dilakukan.
c. Menetapkan peringkat; alasan ketiga bagi guru dalam melakukan penilaian adalah untuk mengumpulkan bukti-bukti yang diperlukan guna menetapkan peringkat atau ranking siswa. Cara terbaik dalam menetapkan peringkat adalah dengan mengumpulkan bukti pencapaian siswa yang akan guru gunakan sebagai sumber informasi sebelum memutuskan peringkat siswa.
d. Menentukan efektifitas pengajaran seseorang; alasan keempat atau terakhir kenapa secara tradisional guru dinyatakan harus menguji siswa adalah tes kinerja siswa dapat membantu menyimpulkan atau menilai efektifitas pengajaran yang selama ini mereka lakukan. Hal ini penting guna mengetahui apa kelemahan dan kekuatan pengajaran dan individu guru dalam mengajar siswa.
Semua alasan diatas secara langsung terkait dengan membantu guru dalam mengambil keputusan. Ketika guru menilai kelemahan dan kekuatan siswa, maka guru dapat menggunakan hasil penilaian tersebut untuk memutuskan apa tujuan pengajaran yang akan dikejar. Ketika guru menilai kemajuan siswa, maka guru menggunakan hasilnya untuk memutuskan apakah ada bagian pengajaran tertentu yang harus dirubah. Ketika guru menilai siswa guna menetapkan peringkat siswa tersebut, maka guru menggunakan tes kinerja siswa untuk memutuskan siswa mana pada peringkat yang mana. Dan ketika guru akan menentukan apakah ada rangkaian pengajaran tertentu yang harus dirubah, maka guru menggunakan penilaian pre-tes dan pos-tes.
Kenapa Guru Harus Mengetahui Tentang Penilaian: Jawaban Di Masa Kini
Selain empat jawaban tradisional di atas, terdapat pula jawaban atas pertanyaan tersebut yang berkaitan dengan konteks masa kini. Diantaranya adalah:
a. Mempengaruhi persepsi publik tentang efektifitas pendidikan; dulu, publik, khususnya orang tua siswa, kurang begitu menaruh perhatian terhadap efektifitas pendidikan. Mereka hanya peduli terhadap buku laporan yang diterima pada tiap akhir tahun ajaran. Namun selama tahun 1970an dan 1980an, media jurnalistik merubah semua kondisi tersebut. Suratkabar mulai menerbitkan hasil tes pendidikan di tingkat negara bagian. Masyarakat dapat melihat bagaimana hasil tes tersebut dan membandingkannya antara satu negara bagian dengan negara bagian yang lain. Dan lebih dari itu, setiap distrik dan sekolah diberi peringkat dari mulai yang teratas hingga yang terendah. Dampak dari semua itu adalah menigkatnya perhatian masyarakat terhadap pendidikan. Masyarakat pada distrik yang ranking sekolahnya rendah akan mengajukan komplain; sementara yang berada pada distrik dengan ranking sekolahnya tinggi akan berteriak girang. Dikarenakan opini publik tentang pendidikan saat ini dibentuk oleh tes kinerja siswa, maka suatu keharusan bagi guru untuk menilai kinerja siswa mereka dengan akurat. Guru juga harus lebih banyak belajar tentang penilaian pendidikan sehingga mereka dapat mengkomunikasikannya kepada orang tua dan masyarakat lainnya yang berkepentingan terhadap apa jenis hasil pendidikan yang merefleksikan efektifitas pendidikan dan apa yang tidak.
b. Membantu mengevaluasi guru; keterampilan mengajar semakin menjadi perhatian saat ini. Dengan semakin gencarnya tuntutan akan penilaian kinerja guru dalam mengajar, kita dapat menemukan banyak sistem penilaian guru dimana tes kinerja siswa menjadi salah satu kategori bukti kunci yang digunakan untuk mengevaluasi guru. Biasanya, guru diminta untuk mengumpulkan beberapa bentuk data pre-tes dan pos-tes yang dapat digunakan untuk menyimpulkan seberapa banyak pembelajaran siswa yang mampu guru tingkatkan.
c. Mengklarifikasikan tujuan pengajaran guru; selama beberapa tahun tes pendidikan dianggap sebagai pengajaran setelah pengajaran. Setelah pengajaran satu unit pelajaran selesai, maka guru akand isibukan untuk melakukan tes. Tes jarang dibuat sebelum pengajaran. Tes disusun setelah pengajaran guna memenuhi fungsi tradisional penilaian pendidikan seperti dibahas pada bagian pembuka bab ini. Namun saat ini instrumen pengukuran pendidikan menjadi sangat berbentuk tes high-stakes. Tes High-stakes adalah penilaian dimana kontingensi hasul tes merupakan hal yang penting. Contoh lain tes jenis ini adalah tes keterampilan dasar yang harus dikuasai siswa sebelum dianggap lulus suatu tingkatan sekolah di tingkat negara bagian. Tes high-stakes akan secara langsung mempengaruhi pengajaran. Bahkan jenis tes low-stakes ruti digunakan guru dalam menjelaskan tujuan target mereka. Sehingga, tes jangan dianggap sebagai pengajaran setelah pengajaran. Melainkan, instrumen penilaian harus dipersiapkan sebelum atau menjelang pengajaran agar guru memahami lebih baik apa yang akan dicari oleh siswa, sehingga menetapkan aktifitas apa yang akan diajarkan pada siswa. Intsrumen pengajaran yang dipersiapkan menjelang pengajaran dapat mengoperasionalisasikan tujuan pengajaran guru, sehingga menjelaskan tujuan mereka. Tujuan pengajaran yang terklarifkasikan akan mengarah pada keputusan pengajaran yang lebih efektif.
Apa Yang Sesungguhnya Guru Harus Ketahui Tentang Penilaian
Pertanyaan berikutnya yang akan muncul adalah apa yang seharusnya guru ketahui tentang penilaian? Maka sebagai guru, anda harus memperhatikan dua hal berikut: Instrumen penilaian yang anda susun sendiri dan Instrumen penilaian yang disusun oleh orang lain
Membuat alat penilaian di kelas
Mari mulai dengan jenis penilaian yang harus anda buat. Anda sungguh—sungguh harus mengetahui bagaimana menentukan apa yang telah siswa anda pelajari. Sehingga anda harus mampu menciptakan alat penilaian untuk melakukan penentuan tersebut. Anda juga harus mempelajari bagaimana bagaimana menilai kualitas alat penilaian yang anda buat. Dan pada saat yang bersamaan, anda akan mempelajari bagaimana menilai kualitas alat penilaian yang dibuat orang lain. Orang lain tersebut bisa saja kolega anda, atau mungkin siapa saja yang menyusun instrumen penilaian dalam skala besar. Intinya, penilaian pendidikan bersandar pada fondasi akal sehat dan pemikiran. Setelah anda mempelajari aspek tekhnis penilaian, maka anda akan mampu mengidentifikasi titik berangkat praktik penilaian dari tataran akal sehat.
Menginterpretasikan hasil tes berstandar
Dikarenakan siswa sering dinilai dengan menggunakan tes yang berstandar nasional atau tes yang disusun di tingkat negara bagian, maka anda harus mengetahui bagaimana menginterpretasikan hasil tes tersebut. Secara umum, tes pendidikan komersil fokus pada prestasi siswa; yakni pengetahuan dan keterampilan yang mereka kuasai; atau pada bakat siswa, yakni istilah yang digunakan untuk menjabarkan potensi pembelajaran siswa. Anda harus memahami laporan kinerja siswa yang dikeluarkan oleh mereka yang menyusun penilaian skala-luas. Anda harus mengetahui hal tersebut bukan hanya untuk menginformasikan keputusan anda tentang pengajaran di kelas tapi juga menginteroertasikan kinerja siswa kepada orang tua yang mungkin menuntut jawaban atas pertanyaan apa yang anak mereka mampu capai dalam tes berstandar tersebut? Atau kenapa skor anak mereka pada tes berstandar hanya sedemikian rendah?
Mempersiapkan siswa untuk penilaian
Sebelumnya disarankan bahwa dikarenakan alat penilaian dapat mengoperasionalkan tujuan pengajaran guru, maka instrumen tersebut dapat mengklarifikasikan keputusan pengajaran yang guru ambil. Anda akan belajar bagaimana hubungan antara testing dengan pengajaran dapat menjadi kekuatan bermanfaat bagi siswa anda sebab anda dapat memberikan pengajaran yang efektif dan sesuai target. Lebih jauh lagi, akan mempelajari pentingnya hubungan antara pengajaran dan penilaian.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar