01 Desember 2008



INOVASI RAKHA DARI MASA KE MASA
(mempertahankan perkara lama yang bagus dan mengambil hal-hal baru yang lebih baik)
Oleh H Munadi)

Pada tanggal 12 Rabi'ul Awal 1341 H. bertepatan dengan 13 Oktober 1922 M, berawal dari sebuah rumah sederhana yang terletak di desa Pakapuran Amuntai, Tuan Guru H. Abdurrasyid alumnus Universitas Al Azhar Cairo, menyelenggarakan pendidikan agama dengan sistem halqah, kemudian pada tahun 1928 dibangun sebuah gedung sekolah yang diberi nama Arabische School..
Selanjutnya pada tahun 1931, Arabische School di masa kepemimpinan Tuan Guru H Juhri Sulaiman, nama Arabische School dirubah menjadi Ma’had Rasyidiyah dengan sistem pendidikan pondok pesantren salafiyah.
Dalam masa kepemimpinan H. M. Arif Lubis, yang dimulai pada tahun 1942 mata pelajaran umum mulai diperkenalkan ke pesantren ini dan bersamaan dengan itu pula dibuka pendidikan khusus puteri, maka pesantren ini pun berganti nama menjadi Normal Islam school, dengan system perpaduan pondok pesantren salafiyah dan khalafiyah
Pada tahun 1945 kepemimpinan dipegang oleh KH.Idha m Khalid nama ma’had ini dirubah menjadi Ma’had Rasyidiyah Khalidiyah. Lalu pada tahun 1963 karena karire politik KH. Idham Khalid kepemimpinan harian dipegang oleh KH. Napiah selaku Ketua Harian Dewan Pengasuh, dan kembali pada tanggal 11 Agustus 1966 pesantren ini ditetapkan menjadi Pondok Pesantren Rasyidiyah Khalidiyah hingga sekarang, sementara Normal Islam adalah menjadi nama madrasah yang ada di dalamnya, yang sejak tahun 1975 menjadi MTs dan MA Normal Islam Rasyidiyah Khalidiyah Amuntai, dengan tetap memakai system perpaduan pesantren salaf dan khalaf, dan untuk system pesantren salaf dibuka unit pendidikan dengan nama takhassus diny dan qismu al ‘aly,
Disamping itu unit pendidikan untuk mencetak guru juga dibuka Pendidikan Guru Agama 4 dan 6 tahun, (yang setelah dineg erikan menjadi PGAN Amuntai dan sekarang menjadi MAN 2 Amuntai) dan Di era 70 an di komplek ini didirikan Fakultas Ushuluddin IAIN dan SP IAIN, (yang selanjutnya menjadi Fakultas Ushuluddin IAIN Antasari Banjarmasin dan MAN 1 Amuntai).
Pada tahun 1975, karena Fakultas Ushuluddin ditarik ke Banjarmasin, maka di Pesantren Rasyidiyah Khalidiyah Amuntai didirikan Fakultas Tarbiyah Rasyidiyah Khalidiyah Amuntai dengan
Di era sekarang, kepemimpinan Pondok menggunakan pola kepemimpinan transformatif, dimana KH. Syafriansyah, BA sebagai Ketua Umum dan Drs.KH.Hormasysah sebagai Ketua Harian, unit-unit pendidikan terus dikembangkan, sehingga di Pondok ini diselenggarakan TPA dan TPQ (Pimp,St Faridah), Takhassus Diny (Pimp.H.Fahmi Hamdi,MA), Ma’had al Aly (H.M.Said,MA), MTs NIPA (Pimp. H.Hidayah Fikry,S.Ag), MTs NIPI (Pimp. Dra.Hj. Lailatannor), MA/MAK NIPA (Pimp. H.Marzuki Yatim,S.Ag), MA/MAK NIPI (Pimp.Drs.H. Munadi), Raudhah Hifz al Qur’an (Pimp. KH. A. Muis Hasby) dan STAI Rakha Amuntai (Pimp.Drs. H.M.Akhyar Abdi,M.M.Pd., dengan program studinya S1 Pendidikan Agama Islam, S1 Ahwal Al Syakhsiyyah, S1 Tadris Bahasa Inggris dan Akta IV Kependidikan.
Sejalan dengan pengembangan unit-unit pendidikan, inovasi system pendidikan dan pengajaran pun dilakukan. Saat ini pembelajaran mulai dikembangkan pendidikan berbasis Sains dan teknologi, dimana sarana pendidikan dan pengajaran di komplek ini telah dilengkapi dengan laboraturium multi media dan bahasa, laboraturium IPA Fisika – Biologi dan kimia, serta perpustakaan digital dengan maktabah syamilahnya, Laboratorium keterampilan kayu dan konveksi.
Penguatan Sains dan Teknologi dan Pemberian Pendidikan Keterampilan adalah bagian yang sudah saatnya harus dikembangkan di kalangan santri/ santriawati, disamping membantu kemudahan dalam belajar juga agar mereka kapabilitas dan mampu menghadapi perkembangan zaman, dengan catatan bahwa pengembangan penguatan Sains dan Teknologi dan Pemberian Pendidikan Keterampilan harus tidak mengurangi pengembangan roh dan nilai-nilai dasar Pondok Pesantren yaitu pengembangan pendidikan agama Islam dan kitab kuning serta pembinaan adab dan pribadi sebagai pribadi muslim. Dan perlu menjadi garis bawah, bahwa inovasi pondok harus tidak keluar dari kaidah :
“ المحافظة على قديم الصالح و الأخذ على جديد الأصلاح”
Ini berarti bahwa dalam inovasi pesantren apa yang dipandang baik yang telah dilakukan pendahulu haruslah tetap dipertahankan, kalau pun dilakukan inovasi itu tentu kita akan mengambil sesuatu hal yang lebih baik, kalau sama nilainya, jelas kita akan pertahankan yang ada saja.

3 komentar:

Syamsul Rahmi mengatakan...

assalamu'aikum wr. wb.

mu'alim, kayapa kabar rakha wahini. ulun alumni MAS tahun 2008. dangar2 rakha akan di lanjutkan pembangunan yg dahulu blm selesai,,semoga cpt imbah ja pembangunannya, amin..

wassalamu'alaikum wr. wb.

Syamsul Rahmi mengatakan...

assalamu'aikum wr. wb.

mu'alim, kayapa kabar rakha wahini. ulun alumni MAS tahun 2008. dangar2 rakha akan di lanjutkan pembangunan yg dahulu blm selesai,,semoga cpt imbah ja pembangunannya, amin..

wassalamu'alaikum wr. wb.

Syamsul Rahmi mengatakan...

assalamu'aikum wr. wb.

mu'alim, kayapa kabar rakha wahini. ulun alumni MAS tahun 2008. dangar2 rakha akan di lanjutkan pembangunan yg dahulu blm selesai,,semoga cpt imbah ja pembangunannya, amin..

wassalamu'alaikum wr. wb.