15 Desember 2008

KONSEP SABAR DALAM AL-QUR’AN DAN HUBUNGANNYA DENGAN PENDIDIKAN KELUARGA

KONSEP SABAR DALAM AL-QUR’AN DAN HUBUNGANNYA DENGAN PENDIDIKAN KELUARGA
A. Tafsir Tentang Ayat Sabar (Surah Al-Baqarah Ayat 153, 154 & 155) dan Penjelasannya
Dalam Al-Qur’an surah Al-Baqarah ayat 153, 154 & 155, Allah Swt menegaskan semua rahasia pemecahan problematika kehidupan kita 1 :
       •   .              .          •   . (البقراة : ۱۵۳ - ۱۵۵ )

Dalam hal ini ada beberapa penafsiran atau penjelasan mufassir mengenai ayat 153, 154 & 155 surah Al-Baqarah ini yang penulis kemukakan antara lain :
1. Penafsiran menurut Syeikh Muhammad As-Sya’rawi
Syeikh Muhammad As-Sya’rawi menafsirkan ayat ini, yaitu : Allah Swt menuntut kepada kita agar menjadikan sabar dan shalat sebagai penolong dalam melaksanakan perintah-Nya dan menjalankan syari’at-Nya, karena sabar merupakan upaya menahan diri dari keluh kesah / resah terhadap sesuatu yang terjadi dan sabar itu bermacam-macam bentuk sesuai dengan tingkatan manusia dalam beribadah.
Saidina Ali Ra. ditanya tentang hak jiran. Beliau menjawab : “Kalian tahukan bahwa kalian tidak boleh manyakitinya ? ... mereka menjawab : Ya. Beliau berkata : Dan kalian harus bersabar terhadap perlakuan jahat darinya. Seakan-akan kalian bukan hanya dituntut untuk tidak menyakiti jiran tetapi juga dituntut bersabar terhadap perlakuan jahat darinya pada diri kalian. Dan sifat sabarlah yang dapat membantumu bisa mengerjakan perintah-perintah Allah dan menjauhi larangan-larangan-Nya.
Allah SWT melarang kamu dari keinginan-keinginan hawa nafsu dan memerintahkan perkara-perkara yang di dalamnya terdapat kesulitan-kesulitan, yang semuanya ini tentunya memerlukan kesabaran. Andaikan kamu jadikan manhaj Allah SWT itu sebagai ibadah, maka kamu akan terbiasa melakukannya. Seorang shaleh berkata dalam do’anya : ”Ya Allah, aku mohon agar Engkau tidak menyerahkan urusanku pada diriku. Ya Tuhanku, aku khawatir Engkau tidak memberiku pahala amal taatku. Ya Tuhanku, karena aku menginginkannya. Maha Suci Engkau. Engkau perintahkan kami untuk memerangi keinginan-keinginan nafsu kami”.
Perhatikan, ketaatan yang datang dari rasa cinta mendalam, menjadi disenangi dan dicintai oleh jiwa. Rasulullah Saw Berkata kepada Bilal disaat sedang mengumandangkan adzan ” أرحنابها يابلال ” Wahai Bilal, istirahatkanlah kami dengan shalat”. Beliau tidak mengatakan sebagaimana yang dikatakan sebagai orang “ أرحنامنها “ Kami istirahat mengerjakan shalat. Ada sebagian orang mengatakan bahwa shalat di atas pundakku bagaikan gunung dan aku istirahat mengerjakannya. Kita katakan padanya, ”Dengan shalat justru engkau bisa lapang, jangan tinggalkan sholat, karena kamu bersama dengan Allah, manusia selama ia bersama dengan Tuhannya, maka setiap perkara yang sulit akan menjadi mudah.
Firman Allah SWT “ إن الله مع الصابرين “ di sini, Allah menuntun kita agar menghadapi kehidupan ini harus beserta Allah. Engkau jika menghadapi kesulitan-kesulitan ini bersama orang yang kamu yakini mempunyai kekuatan, tentu kamu hadapi masalah itu dengan penuh keberanian. Bagaimana jika kamu bersama Allah yang setiap sesuatu tunduk patuh kepada-Nya ?... Apakah sesuatu itu berani berhadapan dengan kamu sedang kamu bersama-sama Allah ?...
Peristiwa yang terjadi tidak akan membuat makhluk gelisah dan keluh-kesah kecuali pada saat jauh dari pemeliharaan Tuhannya. Orang yang hidup dalam pemeliharaan Tuhannya, membuat syaitan tidak berani mengganggunya, syaitan khannas dibuatnya. Apa maksud khannas ? ... apabila kamu lupa mengingat Allah, ia berani mengganggumu dan apabila kamu mengingat-Nya (Allah), ia khannas dan lemah, tidak ada daya upaya / kekuatan baginya. Ia tidak mau masuk berperang melawan Allah tapi ia hanya masuk melawan makhluk Allah yang melupakan-Nya dan menjauhkan diri dari-Nya. Allah berfirman :
 • • .    . ( ص : ۸۲ - ۸۳)

Selama Allah bersama orang-orang sabar, tentu kita merindukan kesabaran. Bagaimana tidak, sabar yang membuat Allah SWT senantiasa menyertai kita.
Allah SWT mengetahui betul bahwa peristiwa keamanan dan permusuhannya senantiasa menimpa kaum muslimin dengan cara kekerasan tidak hanya mengancam harta mereka, namun juga diri mereka. Allah SWT ingin memberikan kekuatan pada kaum muslimin untuk melawan semua kejadian ini dan mewasiatkan untuk bersabar dan mengerjakan shalat, menghadapi kejadian-kejadian yang menggoncangkan jiwa mereka lewat kekerasan, dan allah katakan pada mereka masalah ini sampai kepada pembunuhan, mati syahid di jalan Allah. Dan Allah ingin mereka bisa tenteram dengan mengetahui bahwa mati syahid, setinggi-tingginya martabat iman, dimana seorang mukmin mampu mencapainya di dunia ini. Allah berfirman :
             . (البقراة : ۱۵٤ )
Kematian adalah peristiwa paling berat yang terjadi pada diri manusia. Anda boleh terkena musibah yang menimpa pada harta anda, anak anda, rezeki anda dan pada kesehatan anda, tapi apabila musibah ini menimpa pada diri anda dan anda dibunuh, maka ini adalah musibah yang sangat besar.
             . (البقراة : ۱۵٤ )

Kita tahu bahwa sekedar mendapatkan cobaan bukanlah satu kesalahan, tapi yang dinamakan kesalahan itu adalah gagal dalam menghadapi cobaan itu. Cobaan merupakan ujian dan tidak seorangpun mengatakan ujian itu satu kesalahan. Ia menjadi satu kesalahan bagi mereka yang tidak mampu memikul beratnya usaha menggapai keberhasilan. Adapun mereka yang mencurahkan semua kemampuannya dan berhasil meraih peringkat pertama, maka uian baginya adalah satu kebaikan. Oleh karenanya maksud firman Allah ”ولنبلو نكم ” yaitu Kami akan mengadakan ujian untuk memilih prajurit / pahlawan mengemban akidah baru ini.
Pada ayat sebelumnya Allah SWT Menyebutkan puncak dari cobaan yaitu bahwa manusia bisa mencapai derajat mati syahid di jalan Allah dan pahal syahid berupa berupa kekal hidup di sisi Tuhannya. Yang demikian itu mengawali cobaan-cobaan yang ringan. Menurut pandangan kita puncak dari cobaan adalah kehilangan hidup / kematian. Allah SWT ingin memberikan kekuatan pada kaum mukmin dalam menghadapi cobaan-cobaan di bawah itu, kekuatan menghadapi rasa takut, lapar, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Setiap sesuatu selain kematian adalah adalah masalah sepele jika dibandingkan dengan kehilangan hidup itu sendiri. Siapa yang tidak merasakan kehilangan nyawa, maka ia akan mendapatkan cobaan di bawah ini, yaitu cobaan berupa ketakutan, kelaparan, kekurangan harta dan kekurangan saudara-saudara mukmin, demikian pula kekurangan buah-buahan. Isi semua perkara yang disenangi manusia. Kemudian datang perintah menuntut seorang mukmin meninggalkan sebagian dari yang ia senangi itu. Allah berfirman :
         •   . (البقراة : ۱۵۵ ) 2

2. Penafsiran menurut Syeikh Sa’id Hawwa
Syeikh Sa’id Hawwa menafsirkan : adalah setelah menerangkan perintah bersyukur, Allah kembali menerangkan tentang sikap sabar dan memberikan bimbingan untuk menuju kesempurnaannya, yaitu mengenal Allah, mengenal janji-janji Allah untuk para syuhada dan orang-orang sabar.
Pada ayat ini Allah memerintahkan untuk menjadikan sabar dan shalat sebagai penolong, karena keduanyalah yang sangat membantu menerima semua musibah. Dalam sebuah hadits diriwayatkan , “Bahwa Rasulullah apabila ditimpa satu perkara, beliau bersegera melakukan shalat”.
Sabar terbagi dua, sabar meninggalkan perbuatan haram dan dosa, sabar melaksanakan taat dan ibadah. Dan sabar yang kedua ini lebih besar pahalanya dari sabar yang pertama, karena inilah yang dimaksudkan. Adapun sabar yang ketiga yaitu sabar terhadap musibah yang menimpanya. Inipun hukumnya wajib seperti halnya minta maaf atas kesalahan. Dan puasa tergolong bagian bagian dari perintah menjadikan sabar sebagai penolong, karena puasa sebagian dari sabar. Sebagaimana membaca Al-Fatihah dan do’a termasuk bagian dari perintah menjadikan shalat sebagai penolong karena membaca Al-Fatihah dan do’a bagian dari shalat. Akan tetapi maksud pokok dari sabar di sini adalah bersabar / bersikap sabar. Apabila ini sudah jelas, maka kami katakan :
    
Karena dengan sabar anda akan meraih semua kenikmatan. ” والصلاة ”karena shalat mencegah dari segala perbuatan hina dan shalat juga memberikan ketenangan bagi orang yang mengerjakannya. ” إن الله مع الصابرين ”
Allah SWT beserta orang-orang sabar dengan memberikan pertolongan dan kemenangan. Rasulullah Saw bersabda :
عن صهيب بن سنان عن رسول الله قال : عجبا للمؤمن لا يقضى له الله قضاء إلا كان خيرا له. إن أصابته سرّاء فشكر كان خيرا له. وإن اصابته ضراء فصبر كان خيرا له. (رواه مسلم)

”Sungguh menakjubkan kehidupan seorang mukmin. Allah SWT tidaklah memutuskan satu perkara untuknya melainkan kebaikan baginya. Apabila dia diterpa musibah dia bersabar, dan yang demikian itu baik baginya. Dan apabila dia memperoleh nikmat, dia bersyukur dan yang demikian itu baik baginya.
             . (البقراة : ۱۵٤ )

"Allah SWT memberitahukan keadaan para syuhada di alam barzakh, bahwa mereka hidup serta diberi rezeki. Dalam ayat ini terdapat larangan mengatakan mati bagi orang-orang yang gugur di jalan Allah, karena mereka hidup dalam kehidupan yang kita tidak mengetahuinya, karena kehidupan para syuhada tidak bisa diketahui melalui panca indera".
         •   . (البقراة : ۱۵۵ )

Pada ayat pertama Allah memerintahkan untuk menjadikan sabar dan shalat sebagai penolong dan Allah menjanjikan memberikan pertolongan-Nya dan kemenangan atas kesabaran. Setelah itu Allah menyebutkan hal-hal yang bisa membantu bersikap sabar terhadap musibah-musibah besar yang menimpanya di jalan Allah yaitu kematian, dengan memberitahukan keadaan para syuhada di sisi Allah. Kemudian ia jelaskan juga keadaan orang-orang yang sabar, hakekat sabar dan ganjarannya serta apa yang akan terjadi. Dengan demikian sempurnalah hakekat sabar sebagai penyempurna sikap syukur. Ajaran Islam tidak lain adalah sabar dan syukur. 3

3. Penafsiran menurut Imam Muhammad Jamaluddin Al Qasimi
Pada ayat sebelumnya Allah SWT memerintahkan untuk bersyukur dan pada ayat ini Allah memberikan bimbingan menjadikan sabar dan shalat sebagai penolong. Karena seorang hamba tidak terlepas dari dua keadaan. Keadaan mendapatkan nikmat, maka ia harus bersyukur. Dan keadaan mendapat musibah, maka ia harus bersabar menghadapinya. Sebagaimana sabda Rasul :
عن صهيب بن سنان عن رسول الله قال : عجبا للمؤمن لا يقضى له الله قضاء إلا كان خيرا له. إن أصابته سرّاء فشكر كان خيرا له. وإن اصابته ضراء فصبر كان خيرا له. (رواه مسلم)
Artinya :
"Sungguh menakjubkan kehidupan seorang mukmin, Allah SWT tidaklah memutuskan satu perkara untuknya melainkan kebaikan baginya. Apabila ia ditimpa musibah ia bersabar dan yang demikian itu baik baginya. Dan apabila ia memperoleh nikmat, dia bersyukur dan yang demikian itu baik baginya".

Allah menjelaskan bahwa yang sangat membantu sekali bagi seseorang dalam menghadapi musibah di jalan Allah adalah sabar dan shalat. Diriwayatkan sebuah hadits :
عن حذيفة رصى الله عنه قال : أن رسول الله كان إذا حزبه أمر صلى. (رواه احمد وابو داود )
Artinya :
“Bahwa Rasul saw apabila ditimpa suatu urusan atau masalah beliau segera shalat”.

Imam Ibnu Taimiyah dalam kitabnya “As Siyasah As Syar’iyah” berkata : Yang paling membantu bagi seorang pemimpin (secara khusus) dan bagi yang lainnya (secara umum) tiga macam :

1. Ikhlas karena Allah, bertawakkal kepada-Nya dengan banyak berdo’a dan lainnya.
2. Berbuat baik sesama makhluk dengan memberi manfaat dan harta berupa zakat.
3. Bersikap sabar atas perlakuan tidak baik dari orang lain dan atas musibah yang menimpa dirinya.

Oleh karena itu, banyak kita temukan kata ”sabar” berbarengan dengan kata ”shalat” dalam satu ayat seperti : واستعينوا بالصبر والصلاة
Demikian pula kata shalat berbarengan dengan kata ”zakat” begitu banyak. Dengan melaksanakan shalat, mengeluarkan zakat dan bersikap sabar tentu akan menjadi baik keadaan pemimpin dan rakyat.
" إن الله مع الصابرين "
Imam Ibnu Taimiyah berkata kata ”ma’iyah” dalam Al-Qur’an mempunyai dua pengertian, pengertian secara umum seperti firman Allah ” وهو معكم أينما كنتم” dan pengertian secara khusus, seperti firman Allah ” إننى معكما أسمع وأرى ” jika yang dimaksudkan adalah zatNya serta tiap-tiap sesuatu, maka bertentanganlah pengertian umum itu dengan pengertian khusus.

Tidaklah dimaksudkan kata ”ma’iyah” dalam bahasa Arab dan Al-Qur’an bersatunya zat dengan zat yang lain. Seperti firman Allah SWT ” محمد رسول الله والذين معه ...” dengan demikian mustahil zat Allah menjelma pada zat makhluk.
Pada tempat lain beliau paparkan bahwa kata ”ma’iyah” dalam bahasa Arab sekalipun mengandung makna berkumpul, beserta dan bersamaan, tetapi tidak menapikan kehamatinggianNya pada 'arsyNya, apabila Allah beserta hambaNya, maka hukum kebersamaanNya pada tiap-tiap tempat itu sesuai dengan keadaanNya. Yang berarti kebersamaanNya dengan ilmu, kekuasaan, dan kerajaanNya serta Ia tentukan sebagian orang mendapatkan pertolongan dan kemenanganNya.
             . (البقراة : ۱۵٤ )

Allah SWT melarang hambanya orang-orang mukmin mengatakan bahwa para syuhada itu mati dalam artian tubuh mereka sudah rusak, mereka kehilangan kehidupan, jiwa mereka sudah mati menjadi seperti benda mati dan memerintahkan mereka mengatakan bahwa para syuhada itu karena mereka hidup di sisi Tuhan mereka dan diberi rezeki.
” ولكن لا تشعرون ” Akan tetapi kamu tidak mengetahui kehidupan rohani mereka setelah kematian. Karena tidak nampak sedikit pun tanda-tanda kehidupan mereka pada badan mereka, sekalipun sebagian tubuh mereka ada yang dipelihara dari kerusakan / masih utuh seperti semula. Sebagaimana kalian lihat orang tidur diam tidak bergerak. Tidak ada kemuliaan yang lebih besar dalam dunia ini dari pada itu dan tidak ada kehidupan akhirat yang lebih makmur dari padanya.
” ولنبلونكم بشيئ ” Seruan ini ditujukan kepada orang-orang mukmin dan Rasulullah. Dikhususkan untuk mereka padahal mencakup orang-orang selain mereka karena mereka ikut terlibat langsung dalam dakwah dan jihad serta menghadapi serangan. Dan tiap-tiap penegak kebenaran dan orang yang mengajak kepada kebenaran sedikit banyak akan mendapat salah satu cobaan dari cobaan-cobaan ini. Diberitahukan sebelum terjadi, bertujuan untuk mempersiapkan diri mereka untuk menghadapinya, menambah keyakinan mereka ketika menyaksikan langsung sesuai dengan kenyataannya dan agar mereka tahu bahwa yang terjadi itu barulah perkara sepele, baginya kesudahan yang terpuji ” من الخوف ” ketakutan kepada musuh, gemetar berhadapan dengannya. ” والجوع ” kefakiran dikarenakan sibuk berjihad atau kekurangan bekal dalam peperangan. Jihad di jalan Allah kadang berjihad beberapa hari hanya berbekalkan sebutir biji kurma. ” ونقص من الأموال ” Kekurangan harta karena berjihad sehingga terabaikan merawat kebun-kebun mereka atau kehilangan sebagian harta yang dittinggalkan disebabkan hijrah. ” والأنفس ” Kekurangan jiwa dengan terbunuh sebagai syuhada di jalan Allah atau kehilangan sebagian anggota tubuhnya. ” والثمرات ” Kekurangan buah-buahan yaitu tidak bisa memanen hasil hasil kebun-kebunnya karena ia tinggalkan berjihad di jalan Allah dan kehilangan orang yang merawatnya. Bahwasanya khusus ini semua disebabkan karena ia merupakan harta yang paling berharga bagi kaum Anshar, dimana mereka adalah orang-orang yang khusus disebut. Apalagi disaat turunnya ayat-ayat ini awal masa hijrah. Semua ini dan semisalnya tidak lain adalah bagian dari apa yang akan Allah berikan cobaan kepada hamba-Nya seperti firman-Nya :
     . ( محمد : ۳۱ )
Kemudian setelah itu Allah menjelaskan ganjaran yang akan diperoleh bagi orang-orang yang sabar di sisi-Nya, sebagaimana firman-Nya :
...  . (البقراة : ۱۵۵ ) 4



4. Penafsiran menurut Syeikh Muhammad Nawawi Al Jawi
Menurut Syeikh Muhammad Al Jawi, Allah SWT memerintahkan kepada orang-orang beriman untuk meminta pertolongan kepada-Nya agar dihapus dosa-dosanya dengan bersabar mengerjakan kewajiban / kefarduan dan meninggalkan maksiat dan terhadap cobaan dan dengan shalat yaitu dengan mempoerbanyak shalat sunnat siang dan malam. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar dengan memberikan pertolongan-Nya.
Dan janganlah kamu mengatakan terhadap orang-orang yang guru di jalan Allah bahwa mereka itu mati sebagaimana orang-orang yang telah mati, bahkan sebenarnya mereka itu hidup seperti kehidupan penghuni surga di dalam surga, diberikan beberapa kenikmatan-kenikmatan yang amat berharga tetapi kamu tidak mengetahui kehidupan dan keadaan mereka.
Ibn Abbas berkata ”Ayat yang diturunkan kepada pahlawan Badar yang gugur pada waktu itu sekitar 14 orang dari kalangan kaum muslim, enam orang di antaranya dari Muhajirin dan delapan oran orang dari Anshar. Dimana banyak orang mengatakan bahwa telah mati pulan bin pulan, telah mati pulan bin pulan. Kemudian Allah SWT melarang mengatakan hal yang demikian itu pada diri mereka (syuhada).
Sebagian ulama berkata : Bahwasanya orang-orang kafir dan munafik mengatakan bahwa banyak orang yang bunuh diri hanya untuk mendapatkan keridhaan Muhammad tanpa memperoleh faedah (keuntungan), maka turunlah ayat ini.
Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu untuk menguji keadaanmu apakah kamu bisa bersabar terhadap bala cobaan dan menerima qadla (keputusan Allah) atau tidak ?... Dengan sedikit ketakutan kepada musuh, kelaparan akibat kemarau panjang, kekurangan harta akibat dimusnahkan. Jiwa akibat dibunuh dan mati dan buah-buahan akibat kekeringan.
Imam Syafi’i berkata : ” الخوف ” ketakutan kepada Allah ” الجوع ” puasa bulan Ramadhan ” النقص من الأموال ” zakat dan sedekah. ” النقص من الأنفس” penyakit-penyakit. ” ومن الثمرات ” kematian anak / keturunan.

” وبشر الصابرين ” Kabar gembira di sini ditujukan kepada Rasulullah Saw atau tiap-tiap orang yang pantas menerimanya.5

5. Penafsiran menurut Imam Jalaluddin Al Mahally dan Imam Jalaluddin As Sayuti
Imam Jalaluddin menafsirkan :
       •   .              .          •   . (البقراة : ۱۵۳ - ۱۵۵ )
Artinya :
Hai orang-orang yang beriman, mintalah pertolongan kepada Allah dengan sabar dan shalat. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar. Dan janganlah kamu mengatakan terhadap orang-orang yang gugur di jalan Allah bahwa mereka itu mati, bahkan sebenarnya mereka itu hidup, tetapi kamu tidak menyadarinya. Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (QS. Al-Baqarah :153 – 155)


Lafazh ” استعينوا ” berarti mintalah pertolongan kepada Allah atas urusan-urusan akhirat.” بالصبر ” dengan sabar melakukan taat yaitu menekuni secara kuntinyu berbuat taat ” baik perbuatan yang bersifat harus dikerjakan ataupun yang bersifat harus ditinggalkan dan dalam menghadapi bala/cobaan. ” والصلاة ” dan dengan shalat dan mengagungkannya ” إن الله مع الصابرين ” bahwasanya Allah beserta orang-orang yang sabar dengan memberikan pertolongan-Nya.
” احياء ” roh para syuhada pada lumbung burung-burung hijau, bekeliling didalam syurga kemana ia kehendaki.
” ولكن لا تشعرون ” kalian tidak mengetahui keadaan mereka didalam syurga ” من الخوف ” demi ketakutan kepada musuh ” الجوع ” panceklik ” ونقص من الأموال ” dibinasakannya harta ” ولأنفس ” dibunuh dan dimatikaan dan di datangkan beberapa penyakit ” والثمرات ” didatangkan bencana yang merusak tanaman-tanaman. Yang demikian itu tidak lain adalah kami hanya menguji, mencoba kalian serta memperhatikan apakah kalian bisa bersabar atau tidak ? ... ” وبشر الصابرين ” kabar gembira bagi orang-orang yang sabar menghadapi cobaan dengan mendapatkan surga sebagai ganjarannya.6

B. Tips Bersabar
Bersabar itu suatu hal berat dan sulit bagi diri seseorang, Ibn Qayyim menunjukkan kepada kita terapi yang dapat menolong untuk dapat bersabar.
Sekalipun sabar itu berat dan pahit bagi orang-orang, namun untuk memperolehnya adalah hal yang mungkin, yaitu terdiri (tergantung) dari dua kata : ilmu dan amal. Dari keduanyalah terbuat semua obat-obatan yang dapat mengobati hati dan badan. Harus ada satu bagian ilmu dan satu bagian amal sebagai ramuan untuk membuat obat yang paling manjur ini. Satu bagian ilmu itu adalah memahami kebaikan, manfaat, kenikmatan dan kesempurnaan yang terkandung dalam setiap perintah dan memahami keburukan, bahaya dan kekurangan yang terkandung di dalam setiap larangan. Apabila telah memahami dua ilmu ini, yang juga hendaknya disertakan pada keduanya adalah kemauan yang teguh, semangat yang tinggi, keberanian dan kebesaran jiwa serta digabungkan bagian yang satu dengan yang lainnya. Bila seseorang melakukan hal itu, ia akan memperoleh kesabaran. Kesulitan-kesulitan menjadi mudah baginya, kepahitan terasa manis dan berbalik penderitaannya menjadi kenikmatan.7
Adapun beberapa perangkat penting yang dapat membantu anda untuk bersabar, di antaranya adalah :
1. Iman kepada qadhar dan qadha Allah.8
Ini merupakan hal yang pasti. Sesungguhnya sesuatu yang menimpanya sekali-kali bukanlah untuk menjatuhkannya ke dalam dosa. Selama itu merupakan malapetaka zaman dan kejadian-kejadian waktu, tidak ada kontribusi manusia di dalamnya, selama dia beriman bahwa takdir Allah berlaku. Tentunya hal itu mempunyai pengaruh bagi jiwa seorang mukmin, yaitu dapat meringankan musibah yang dialaminya. Allah berfirman :
                 •     ( الحديد : ٢٢ )

“Tiada suatu bencanapun yang menimpa bumi dan tidak pula pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (lauh mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. (QS. Al Hadid : 22).
2. Menyadari bahwa anda adalah milik Allah dan kepada-Nya akan kembali.9
Dialah yang menciptakannya dari tiada dan memberinya kehidupan, gerak, rasa, pendengaran, penglihatan, hati dan telah mencukupkan nikmat-nikmat-Nya yang banyak berupa harta, isteri, anak, keluarga dan lainnya. Realitas ini ditegaskan dalam firman Allah SWT :
            . ( النحل : ۵۳ )

“Dan apa saja nikmat yang ada pada kamu, maka dari Allah lah datangnya”. (QS. An-Nahl : 53).
Maka apabila Sang Pemilik Yang Maha Agung mengambil kembali titipan-Nya, mengapa manusia harus marah, sedih dan tersiksa ?. mengapa ia tidak mengucapkan dengan ikhlas seperti yang diajarkan Allah kepadanya, yaitu : “ إنالله وإنا إليه راجعون “ jika ditimpa musibah dan malapetaka ?.
Oleh karena itu, iman kepada hakekat dan makna ini dapat membantu kesabaran dan menolong orang yang terkena musibah untuk tabah menanggung derita petaka, selama dia mengetahui bahwa yang mempunyai titipan ini berhak mengambil kembali titipan-Nya kapan saja Dia inginkan.
3. Yakin akan adanya kelapangan dari Allah.10
Di antara yang dapat menolong seseorang untuk bersabar adalah keyakinannya bahwa kelapangan dari Allah itu dekat dan pertolongan-Nya pasti datang. Suatu hal yang pasti bahwa setelah kesempitan akan datang kelapangan, setelah kesulitan menanti kemudahan, dan sesudah kesengsaraan akan datang kesenangan. Keyakinan ini ditegaskan dalam firman Allah SWT :
...      . ( الطلاق : ۷ )
“ ... Allah kelak akan memberikan kelapangan sesudah kesempitan”. (QS. Ath-Thalaq : 7).

Dan terkadang bersamaan datangnya :
•   •. •   . ( الإنشراح :٥-٦ )
“Karena sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan”. (QS. Al-Insyirah : 5 – 6).

Keyakinan seperti itu menjamin akan menolong seseorang dalam kesabarannya, menjamin akan menaburkan harapan pada dirinya. Karena itu ditegaskan janji Allah dan kepastian-Nya, dan Allah tidak pernah menyalahi janji. Dia berfirman :
       ...
( المؤمن : ٥٥ )

“Maka bersabarlah kamu, karena sesungguhnya janji Allah itu benar dan mohonlah ampunan untuk dosamu ... ”. (QS. Al-Mukmin : 55).

4. Yakin terhadap balasan baik bagi orang-orang yang sabar.11
Ini adalah hal terbaik yang dapat menolong seseorang dalam kesabarannya. Abu Thalib Al-Maliki berkata : “Pangkal dari sedikitnya kesabaran adalah lemahnya keyakinan terhadap balasan baik bagi kesabarannya. Karena jika keyakinannya kuat, lamanya batas waktu yang dijanjikan terasa cepat, jika yang menjanjikan kebaikan itu adalah benar, lalu ia memperkokoh kesabarannya.
Apabila mereka yakin terhadap bagusnya dan besarnya pahala kesabaran di sisi Allah, maka musibah yang mendera hati dan kegetiran yang dirasakan jiwa akan terasa ringan. Semakin kuat keyakinan di dalam jiwa terhadap balasan baik dari Allah, semakin ringan terasa derita musibah.
Semoga petuah dari seorang khalifah terkemuka Amirul Mukminin Umar bbin Khattab berikut ini dapat membantu anda untuk bersabar. Umar Ra. berkata “tidaklah setiap musibah

menimpamu, melainkan aku menganggapnya ringan, karena empat perkara :
1. Bahwa musibah ini bukanlah musibah yang paling besar. (Maha Suci Allah! Benar, barangkali masih ada lagi musibah yang lebih besar darinya).
2. Bahwa musibah ini tidak mengenai agamaku. (Ya, setiap musibah, selagi belum mengenai agama, maka ini masih ringan).
3. Bahwa Allah akan menggantinya dengan surga. (Oh, harganya adalah sabar, saya akan bersabar).
4. Bahwa aku mengingat musibah yang aku alami ketika berpisah dengan kekasih saya Rasulullah Saw. 12

Kalau sudah begitu, setiap musbah yang menimpa anda akan terasa ringan dan mengejutkan bagi anda.

C. Sabar dan Korelasinya Dengan Pendidikan
Sabar dalam etimologi berarti mengekang. Sifat ini merupakan posisi yang tinggi dan tidak dapat diraih kecuali oleh orang-orang yang berhati mulia dan berjiwa suci.
Sedangkan amarah adalah gejolah jiwa yang membuat sang pelakunya buta dan tidak dapat membedakan mana yang benar dan mana yang salah. Sifat ini merupakan tindakan yang tidak terpuji,
kecuali kalau marah demi menegakkan agama Allah. Yaitu seperti yang pernah dilakukan oleh Rasulullah. Beliau adalah sosok orang yang tidak pemarah, bahkan ia mampu menundukkan segala hawa nafsu yang bersemayam dalam dirinya. Akan tetapi beliau akan marah jika kehormatan Allah dirusak dan diinjak-injak oleh manusia.13
Pendidikan akhlak merupakan tanggung jawab para orang tua dan guru. Untuk mensukseskan pendidikan ini, seorang anak selayaknya menemukan teladan baik di hadapannya, baik di rumah maupun di sekolah. Sehingga teladan tersebut dapat diajadikan sebagai acuan dalam kehidupannya. Oleh karena itu, keluarga dan sekolah memiliki tanggung jawab yang sangat besar terhadap pendidikan moralitas anak.14
Korelasi hal tersebut dengan pengajaran / pendidikan ialah seorang guru pasti bergaul dengan anak muridnya, dengan watak dan pemikiran yang berbeda. Ada di antara mereka yang baik dan ada pula yang lemah. Hal itu merupakan suatu kewajaran bagi seorang guru ketika ia hadir dan mengajar mereka sehari-hari. Bersamaan dengan itu, begitu banyak problem yang dipikul oleh murid ataupun hal-hal yang berhubungan dengan pendidikan guru. Karena itulah seorang guru sangat dituntut untuk bisa bersabar dan bertanggung jawab. Kesabaran tidak gampang diraih, ia butuh kontinuitas hingga bisa terbiasa. Tidak adanya kesabaran bagi seorang guru akan berdampak negatif pada psikologinya. Apabila ketika sedang melakukan rutinitas mengajar, karena pada dasarnya seorang guru harus berhadapan dengan rasio anak murid yang beragam, baik dalam menyerap, menerima ataupun merespon pelajaran.
Banyak kasus, ketika seorang guru menyampaikan materi pelajaran dengan waktu yang lama, tiba-tiba ada seorang murid yang mengaku tidak paham sama sekali pelajarannya. Atau ketika seorang guru mendapatkan pertanyaan yang melenceng dari pembahasan, juga ketika ia sedang mengajar, tiba-tiba anak muridnya ada yang tidur. Bahkan yang lebih parah lagi, ketika seorang murid yang mengeluarkan kata-kata yang kasar terhadap guru. Kendatipun watak dan karakter mereka berbeda, namun bukan berarti seorang guru harus menghindar atau menolak perbedaan tersebut.
Perlu diketahui, kesanggupan menguasai amarah merupakan tanda kekuatan seorang guru. Apalagi ketika guru mampu mengimplementasikan apa yang ia harapkan. Hal itu sesuai dengan sabda Rasulullah Saw ”Kekuatan bukanlah ketika ia mampu menguasai manusia, akan tetapi kekuatan adalah ketika ia mampu menguasai dirinya ketika ia marah”.15
عن أبى هريرة رصى الله عنه ان رسول الله قال : ليس الشديد بالصرعة إنما الشديد الذى يملك نفسه عند الغضب. (متفق عليه)

Syeikh Abdullah Nasih ’Ulwan dalam kitabnya ”Tarbiyatul Aulad” berkata : ”Di antara sifat-sifat pokok yang membantu keberhasilan pendidik dalam pendidikan dan menjalankan tanggung jawabnya membentuk dan memperbaiki kepribadian anak didiknya adalah sifat keseimbangan dan sifat sabar. Dengan sifat ini, anak akan tumbuh seperti pengaruhnya akan mematuhi perkataan-perkataan / ucapan-ucapan pendidiknya, akan berperangai dengan akhlak terpuji dan akan menjauhi sifat-sifat tercela. Ia bagaikan malaikat yang berjalan di atas bumi, bagai bulan purnama di tengah-tengah manusia.
Oleh karena itu banyak ayat-ayat Al-Qur’an dan hadits-hadits Rasul, dimana Islam sangat menganjurkan bersifat dengan sifat sabar. Agar manusia (lebih khusus bagi para pendidik dan da’i) mengetahui bahwa sabar adalah salah satu sifat keutamaan jiwa dan akhlak yang menjadikannya pada puncak kesopanan / tata krama pada puncak kesempurnaan dan pada tingkatan akhlak yang paling tinggi.
Ini semua bukan berarti seorang pendidik harus mengambil sikap / cara sabar dan lemah lembut secara monoton, terus menerus dalam mendidik anak dan mempersiapkannya dalam menghadapi kehidupan, tetapi yang dimaksudkan adalah seorang pendidik dituntut menguasai dirinya tanpa menimbulkan sifat marah dan emosi dalam meluruskan dan memperbaiki akhlak. Apabila dia melihat perlu diberikan sanksi kepada anak dengan cara menjelek-jelekkan atau memukul, maka seyogyanya jangan ditunda sanksi itu sampai menjadi baik perkaranya dan lurus akhlaknya.16
Cara orang tua mendidik anaknya besar pengaruhnya terhadap belajar anaknya. Hal ini jelas dan dipertegas oleh Sutjipto Wirowidjojo dengn pernyataannya yang menyatakan bahwa keluarga adalah lembaga pendidikan yang pertama dan utama. Keluarga yang sehat besar artinya untuk pendidikan dalam ukuran kecil, tetapi bersifat menentukan untuk pendidikan dalam ukuran besar, yaitu pendidikan bangsa, negara dan dunia. Melihat pernyataan diatas, dapatlah dipahami, betapa pentingnya peranan keluarga didalam pendidikan anaknya. Cara orang tua mendidik anak-anaknya akan berpengaruh terhadap belajarnya.
Orang tua yang kurang / tidak memperhatikan pendidikan anaknya, misalnya mereka acuh tak acuh terhadadap belajar anaknya, tidak memperhatikan sama sekali akan kepentingan-kepentingan dan kebutuhan anaknya dalam belajar, tidak megatur waktu belajarnya, tidak menyediakan / melengkapi alat belajarnya, tidak memperhatikan apakah anak belajar atau tidak, tidak mau tahu bagaimanakah kemajuan belajar anaknya, kesulitan-kesulitan yang dialami dalam belajar dan lain-lain, dapat menyebabkan anak tidak / kurang berhasil dalam belajarnya, mungkin anak sendiri sebetulnya pandai, tetapi karena cara belajarnya tidak teratur, akhirnya kesukaran-kesukaran menumpuk, sehingga mengalami ketinggalan dalam belajarnya dan akhirnya anak malas belajar. Hasil yang didapatkan, nilai/hasil belajarnya tidak memuaskan bahkan mungkin gagal dalam stadinya. Hal ini dapat terjadi pada anak dari keluarga yang kedua orang tuanya terlalu sibuk mengurus pekerjaan mereka atau kedua orang tua memang tidak mencintai anaknya.
Mendidik dengan cara memanjakannya adalah cara mendidik yang tidak baik. Orang tua yang terlalu kasihan terhadap anaknya tak sampai hati untuk memaksa anaknya belajar, bahkan membiarkan saja jika anaknya tidak belajar dengan alasan segan, adalah tidak benar, karena jika ha itu dibiarkan berlarut-larut anak menjadi nakal, berbuat seenaknya saja, pastilah belajarnya menjadi kacau. Mendidik anak dengan cara memperlakukannya terlalu keras memaksa dan mengejar-ngejar anakny untuk belajar adalah cara mendidik yang juga salah, dengan demikian anak tersebut diliputi ketakutan dan akhirnya membenci terhadap belajar bahkan jika ketakutan itu semakin serius, anak mengalami gangguan kejiwaan akibat dari tekanan-teknan tersebut. Orang tua yang demikian biasanya menginginkan anaknya mencpai prestasi yang sangat baik, atau mengetahui bahwa anaknya bodoh tetapi tidak tahu apa yang menyebabkan, sehingga anak dikejar-kejar untuk mengatasi/mengejar kekurangannya.
Disinilah bimbingan dan penyuluhan memegang peranan yang penting. Anak/siswa yang mengalami kesukaran-kesukaran diatas, dapat ditolong dengan memberikan bimbingan belajar yang sebaik-baiknya. Tentu saja keterlibatan orang tua kan sangat mempengaruhi keberhasilan bimbingan itu.17
Seorang ayah ang muslim senantiasa terbuka kedua belah matanya mengawasi anak-anaknya, selalu mengetahui apa yang mereka baca dan mereka tulis. Mengetahui hobby yang mereka pilih untuk diri mereka, mengetahui teman-temannya dan tempat-tempat bermain dalam menghabiskan waktu kosongnya, tanpa mereka sadari pengawsan yang sedang dilakukan. Apabila sang ayah menemukan penyelewengan pada diri anak, bak bacaan yang dibaca, memilih hobby berteman dengan teman yang jahat akhlaknya, bermain ditept-tempat yang tidak jelas atau mempunyai kebiasaan yang membahayakan seperti merokok, dan lain sebagainya, maka dengan segera sang ayah harus berusaha mengembalkan anak itu kepada kebenaran dengan cara lemah lembut dan bijaksana an berupaya meluruskannya kepada kebenaran dengan sungguh-sungguh, cara yang halus yang membuat ia sadar, demikian itu bahwa tiap-tiap anak ilahirkan dalam keadaan fitrah atau suci, maka kedua orang tuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Nasrasi, atau Majusi, sebagaimana hadits Rasulullah saw.18














DAFTAR KUTIPAN BAB III

1Amru Khalid, ash-Shabbru wadz Zauq, diterjemahkan oleh Sarwedi M, (Aqwam, 2006M,) Cet.II, h.24
2Syeikh Muhammad Mutawalli Sya'rawi, Tafsir as-Sya'rawi, (Mesir,Akhbaru Yaum, 1991M,) Juz.VIII & XI, Cet.I, h. 666-673
3Sa'id Hawwa, al-Asas fi at-Tafsir, (Mesir, Darus Salam, 2003M,) Cet.VI, Juz.II, h.329-331
4Al-'Allamah Muhammad Jamaluddin al-Qasimi, Tafsir al-Qasimi, (Bairut, Darul Qutub, al-Ilmiyah, 2003M,) Juz.II, Cet.II,h.436-438
5Muhammad Nawawi, Murahillabit, (Mesir, Darul Ihya al-Kutub, Al-Arabiyah,) Juz.I, h.40-41
6Syeikh Ahmad Showi, ash-Showi alal Jalalain, (Mesir, Darul Ihya al-Kutub, Al-Arabiyah,) Juz.I, h.63-64
7Ibnu Qayyim al-Jauziyah, Madariju as-Salikin, diterjemahkan oleh Kathur Suhardi, (Jakarta, Pustaka Al-Kautsar, 1998M), Juz.II, Cet.I, h.209
8Asma Umar Hasan Fad'aq, As-Shabru fi Dhau' alKitab wa as-Sunnah, diterjemahkan oleh Nasib Musthafa, (PT.Lentera Basritama, 2000M), Cet.II, h.168
9Amru Khalid,Op.cit, h.115
10Umar Hasan Fad'aq, Op.cit, h.174
11Ibid, h.178
12Amru Khalid, Op.cit,. h.117-118
13Fuad bin Abdul Aziz al-Salhub, Panduan Praktis bagi Para Pendidik (Quantum Teaching), (Bandung, MQS.Publishing, 2007M), Cet.X, h.29
14Asy-Syeik Fuhaim Musthafa, Manhaj Pendidikan Anak Muslim, (Jakarta, Pustaka Amani, 1995M), Cet.II, h.16


15Fuad bin Abdul Aziz al-Salhub, Op.Cit, h.30
16Syeikh Abdullah Nashih Ulwan, Tarbiyatul Aulad fil Islam, (Cairo Mesir Darus Salam, 1997M), Juz.II, Cet.31, h.581-583
17Slameto, Drs., Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, (Jakarta Reneca Cipta, 2003M), Cet.IV, h.60-62
18Muhammad Ali aHasyimi, Dr., Syakhsiyatul Muslim, (Bairut, Darul Basair al-Islamiyah, 1993M), Cet.V, h.100

2 komentar:

herlina^_^muslimah mengatakan...

Assalamu'alaikum Wr.Wb
Semoga kesehatan,Lindungan damn rahmat Allah SWT selalu tercurah kepada Ustadz Sekeluarga.
Alhamdulillah ilmu ulun bertambah lagi dengan membaca catatan Ustadz dan semoga ulun dapat meaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari,ditambah dengan menyiapkan diri sebagai Orangtua(Alhamdulillah kami sudah di Karuniai Anak 8 bulan)yang masih belajar dalam mendidik anak-anak kami kelak. Terima kasih banyak Ustadz,Alhamdulillah bisa silaturahmi lagi.Salam juga buat Binda Umi Salamah.

Herlina Astuti
Alumni MTsN Model Amuntai

herlina^_^muslimah mengatakan...

Assalamu'alaikum Wr.Wb
Semoga kesehatan,Lindungan damn rahmat Allah SWT selalu tercurah kepada Ustadz Sekeluarga.
Alhamdulillah ilmu ulun bertambah lagi dengan membaca catatan Ustadz dan semoga ulun dapat meaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari,ditambah dengan menyiapkan diri sebagai Orangtua(Alhamdulillah kami sudah di Karuniai Anak 8 bulan)yang masih belajar dalam mendidik anak-anak kami kelak. Terima kasih banyak Ustadz,Alhamdulillah bisa silaturahmi lagi.Salam juga buat Binda Umi Salamah.

Herlina Astuti
Alumni MTsN Model Amuntai