04 Februari 2008

KEBERPIHAKAN PEMERINTAH PADA PENDIDIKAN

BUPATI, JARDIKNAS, KADIKNAS BEKERJASAMA MEMAJUKAN PENDIDIKAN DI HULU SUNGAI UTARA

Oleh : Drs. H. Munadi

Pemberlakuan Undang-Undang (UU) Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah, bermakna amat strategis dalam jangka panjang, karena ia merupakan landasan hukum proses desentralisasi kekuasaan dengan memberikan otonomi penuh kepada daerah dan desentralisasi kekuasaan yang berbentuk otonomi daerah, dimaksudkan untuk membangun dan memperkuat institusi pemerintahan di tingkat daerah, agar bisa lebih baik menjalankan tugas dan fungsi sosial-kemasyarakatan.

Konteknya dengan hal di atas, desentralisasi diharapkan dapat meningkatkan mutu pendidikan di suatu daerah, karena kebijakan peningkatan mutu, pengalokasian dana, penempatan personal, pemerataan pendidikan, peningkatan infra struktur/ sarana prasarana pendidikan bisa secara leluasa direncanakan secara matang oleh daerah dengan melihat kebutuhan dan kondisi riil di daerah itu, dan semua ini secara signifikan menentukan daya saing SDM di daerah itu

Disadari memang keberpihakan atau tidaknya pengambil kebijakan pada pendidikan sangat berpengaruh secara signifikan terhadap maju mundurnya pendidikan, ini dapat dibuktikan pada negara – negara yang dinilai maju pendidikannya seperti Singapura, Malaysia, USA, Jepang, Korea Selatan, dll., dimana semua negara tersebut pengambil kebijakan sangat berpihak kepada pendidikan.

Singapura sebagai negara miskin SDA, perhatian pemerintahnya terhadap pendidikan sangat luar biasa, sampai untuk kelancaran transportasi anak-anaknya tersedia berbagai mode transportasi, mulai dari MRT, dipadu dengan rangkaian bus kota yang memiliki akses ke semua sekolah. Untuk transportasi ke dan dari Nanyang Technological University (NTU), misalnya, tersedia berbagai jalur bus yang membelah masuk ke kompleks universitas di Jurong, kemudian ruang kelas, perpustakaan, kantin sekolah, dan tempat bersantai juga tersedia. Ruang kelas ditata secara bersih dan membuat murid bisa melihat guru atau dosen dan sebaliknya dosen atau guru bisa memantau semua anak didiknya. Kelas diperlengkapi dengan peralatan yang memudahkan guru melakukan presentasi lewat slide yang sudah melekat di setiap ruang sekolah sehingga tidak perlu repot setiap kali melakukan presentasi. Janganlah segan makan di kantin-kantin sekolah, jenisnya cukup banyak, relatif sehat, dan murah lagi. Dalam menyongsong era standarisasi dan globalisasi yang gerbangnya saat ini hal yang perlu digaris bawahi melakukan penguatan dalam bidang ICT, karena ini bagian kompetensi standard yang harus dimiliki SDM yang akan bersaing di era ini, karenanya akses internet hingga ke ruang-ruang kelas juga tersedia dan gratis hanya dengan mendaftar untuk mendapatkan ID dari sekolah dan universitas. Hal itu memang sengaja dilakukan untuk membuat murid memiliki akses yang mudah mendapatkan informasi. Terkadang bahan pelajaran juga sudah dipajang di situs internet yang membuat mahasiswa bisa mengakses secara on-line. Sehingga luar biasa memang kemajuan pendidikan di negara yang hanya berpenduduk sekitar 4 juta orang ini dengan SDA yang sangat miskin, mampu menjadikan negaranya menjadi negara yang sangat maju dalam bidang pendidikannya.

Kebijakan Bupati Hulu Sungai Utara dan Kepala dinas Pendidikan Hulu Sungai Utara yang telah bekerja sama dengan Jaringan Pendidikan Nasional (Jardiknas), untuk mengambil kebijakan sejak tahun 2006 melakukan sistem networking antar sekolah dan akses internet secara gratis di sekolah-sekolah dalam wilayah Hulu Sungai Utara adalah satu hal yang perlu diacungi jempol, karena memang didaerah ini tergolong miskin SDA nya,

Kebijakan ini perlu disikapi oleh lembaga pendidikan untuk betul-betul memanfaatkan fasilitas ini untuk kemajuan pendidikan. Lembaga pendidkkan yang mungkin terbanyak untuk saat ini menggunakan fasilitas ini adalah pesantren Rakha Amuntai, sebab akses internet boleh dimanfaatkan oleh semua tenaga kependidikan untuk menggali berbagai bidang ilmu, seperti fekih, tauhid, tasawuf, filsafat, manajemen pendidikan, manajemen pembelajaran, informatika, komunikasi, teknologi dan lain sebagainya, dan ini dirasa benar-benar sangat membantu peningkatan wawasan dan pengetahuan tenaga kependidikan di pondok pesantren Rakha Amuntai, Dan hal ini juga sangat membantu pengambil kebijakan Pesantren Rakha untuk melakukan penguatan Sains dan Teknologi ke depan bagi para santri/ santriawati dengan tanpa melupakan roh pondok (penguasaan kitab kuning). Pilar ke arah itu telah mulai diletakkan, seperti perpustakaan digital (Bantuan Depag RI) yang sekarang dalam tahap pembuatan debase sumber pustaka (pada saatnya nanti akan on line), labor bahasa dan multi media, labor IPA Fisika-Kimia-Biologi, labor keterampilan Mebelier (Islamic Deplovment Bank melalui Depag RI) dan Labor konveksi (bantuan Kementerian UKM melalui Depag RI), yang Insya Allah SWT pertengahan 2008 nanti sudah bisa dimanfaatkan.

Semoga ke depan dari sekolah-sekolah di Hulu Sungai Utara memang dapat mengeluarkan SDM yang mampu bersaing di era standarisasi dan globalisasi yang baru kita tapaki ini, biar kita saat ini miskin SDA, tapi dengan Bupati dan Diknas konsen memperjuangkan pendidikan, Insya Allah kita akan kaya SDM. Terima kasih dan rasa hormat kami untuk Pak Bupati Hulu Sungai Utara.

Tidak ada komentar: