PENELITIAN KUANTITATIF DAN KUALITATIF
Oleh : H. Munadi Sutera Ali
1. Konsep, fungsi dan prinsip dasar
Konsep
Pendekatan kualitatif menekankan pada makna dan pemahaman dari dalam (verstehen), penalaran, definisi suatu situasi tertentu (dalam konteks tertentu), lebih banyak meneliti hal-hal yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari. Pendekatan kualitatif, lebih lanjut, mementingkan pada proses dibandingkan dengan hasil akhir; oleh karena itu urut-urutan kegiatan dapat berubah-ubah tergantung pada kondisi dan banyaknya gejala-gejala yang ditemukan. Tujuan penelitian biasanya berkaitan dengan hal-hal yang bersifat praktis.
Pendekatan kuantitatif mementingkan adanya variabel-variabel sebagai obyek penelitian dan variabel-variabel tersebut harus didefenisikan dalam bentuk operasionalisasi variabel masing-masing dan pemahaman dari luar (outward). Reliabilitas dan validitas merupakan syarat mutlak yang harus dipenuhi dalam menggunakan pendekatan ini karena kedua elemen tersebut akan menentukan kualitas hasil penelitian dan kemampuan replikasi serta generalisasi penggunaan model penelitian sejenis. Selanjutnya, penelitian kuantitatif memerlukan adanya hipotesis dan pengujiannya yang kemudian akan menentukan tahapan-tahapan berikutnya, seperti penentuan teknik analisis dan formula statistik yang akan digunakan. Juga, pendekatan ini lebih memberikan makna dalam hubungannya dengan penafsiran angka statistik bukan makna secara kebahasaan dan kulturalnya.
Fungsi
Fungsi pokok penelitian kualitatif adalah membangun teori, sebagai kontras terhadap fungsi pokok penelitian kuantitatif yang adalah verifikasi teori. Untuk menghasilkan sebuah teori dituntut berlakunya ketentuan bahwa teori tersebut haruslah dibangun dari kenyataan atau fenomena yang ada di dunia nyata. Hal ini demikian adanya, karena hakikat keberadaan sebuah teori tidak lain adalah bentuk perumusan atau hasil abstraksi dari suatu kenyataan.
Dalam hal membangun teori, penelitian kualitatif naturalistik mengajukan konsep "grounded theory" yang intinya berisi pesan bahwa suatu teori haruslah dibangun dengan bertolak dari kenyataan yang ada di bumi (di tempat manusia secara nyata berada). Selanjutnya, untuk dapat menghasilkan teori melalui tindak penelitian, penelitian kualitatif mengandalkan jenis analisis yang disebut analisis komparatif yang dikenakan secara berlanjut berkesinambungan terhadap kategori‑kategori data yang terus berkembang (menjadi makin banyak dan makin tajam) selama proses penelitian dilaksanakan.
Prinsip Dasar
Penelitian kuantitatif berorientasi pada logika positivisme yang dipelopori oleh August Comte. Pandangan positivisme meyakini bahwa hanya pembuktian secara logis-empiris saja yang diterima sebagai satu-satunya kebenaran ilmiah. Mereka berkeyakinan bahwa suatu fenomena tidak terjadi secara kebetulan namun oleh karena adanya sebab-akibat
Sedangkan penelitian kualitatif memiliki keyakinan “anti-positivisme”. Mereka mengkritisi budaya ilmiah yang obyektif, mekanistis, linear dan universal serta pandangan ilmu pengetahuan yang berkesatuan (unified science) dan bebas nilai. Menurut Thomas Samuel Kuhn, ilmu pengetahuan selalu dimuati oleh asumsi-asumsi lain. Misalnya asumsi tentang realitas juga bersinggungan dengan realitas sosiologis dan epistemologis
2. Validitas (ketepatan) Internal dan eksternal
Pengujian validitas dilakukan untuk mengetahui apakah alat pengumpul data yang digunakan benar-benar mengukur indikator variabel yang diteliti. Instrumen dikategorikan valid apabila instrumen yang digunakan mampu mengukur apa yang diinginkan, dan dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya tingkat validitas instrumen menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang variabel dimaksud. Dengan kata lain, bahwa instrumen yang valid harus mempunyai validitas internal atau rasional, bila kriteria yang ada dalam instrumen secara rasional (teoretis) telah mencerminkan apa yang akan diukur. Dengan demikian, kriterianya ada di dalam instrumen itu sendiri, sedangkan instrumen yang mempunyai validitas eksternal bila kriteria dalam instrumen sesuai dengan kriteria dari luar atau fakta-fakta empiris yang telah ada. Kalau validitas internal instrumen dikembangkan berdasarkan teori yang relevan, maka validitas eksternal instrumen dikembangkan dari fakta empiris.
Validitas internal instrumen yang berupa test harus memenuhi construct validity (validitas konstruksi) dan content validity (validitas isi). Sedangkan untuk instrumen yang non-test digunakan untuk mengukur sikap, cukup memenuhi validitas konstruksi Hadi menyamakan construct validity dengan logical validity dan validity by definition. Instrumen yang mempunyai validitas konstruksi jika instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur gejala sesuai dengan yang didefinisikan.
Untuk merumuskan definisi secara benar, maka diperlukan teori-teori dari substansi ilmu yang diteliti. Dalam kaitan ini. Hadi menyatakan bahwa “bila bangunan teorinya sudah benar, maka pengukuran dengan alat ukur (instrumen) yang berbasis pada teori itu sudah dipandang sebagai hasil yang valid”.
Uji validitas instrumen dilakukan dengan menggunakan teknik analisis butir (analisis item), yaitu mengkorelasikan skor tiap butir dengan skor total yang merupakan jumlah tiap skor butir. Korelasi antara skor item dengan skor total haruslah signifikan berdasarkan ukuran statistik tertentu. Bila sekiranya skor semua pertanyaan yang disusun berdasarkan dimensi konsep/indikator berkorelasi dengan skor total, maka kita dapat mengatakan bahwa alat ukur yang kita gunakan mempunyai validitas yang baik. Validitas yang seperti ini disebut dengan validitas konstrak (construct validity). Menurut Ancok apabila alat pengukur telah memiliki validitas konstrak berarti semua item (butir) pertanyaan yang ada di dalam alat ukur itu telah mengukur konsep yang hendak diukur.
Untuk memperoleh koefisien validitas digunakan rumus korelasi peoduct moment dari r-pearson Hasil perhitungan dikonsultasikan dengan tabel korelasi. Apabila hasil perhitungan lebih besar dari harga yang ada pada tabel, maka instrumen dikatakan mempunyai tingkat korelasi yang tinggi dan dinyatakan juga mempunyai validitas yang tinggi
3. Asumsi, hipotesis dan pengujian hipotesis
Asumsi.
Penelitian kuantitatif memiliki ciri khas berhubungan dengan data numerik dan bersifat obyektif. Fakta atau fenomena yang diamati memiliki realitas obyektif yang bisa diukur. Variabel-variabel penelitian dapat diidentifikasi dan interkorelasi variabel dapat diukur. Peneliti kuantitatif menggunakan sisi pandangannya untuk mempelajari subyek yang ia teliti (etik). Keunggulan penelitian kuantitatif terletak pada metodologi yang digunakan.
Penelitian kualitatif cenderung menggunakan data teks yang bersifat subyektif. Realitas yang dipelajari dikonstruksikan sesuai dengan nilai sosial partisipan (subyek penelitian), oleh karenanya pemaknaan realitas sesuai dengan pemahaman partisipan (emik). Penelitian kualitatif memiliki jalinan variabel yang kompleks dan sulit untuk diukur
Hipotesis dan Pengujiannya
Pendekatan. Penelitian kuantitatif dimulai dengan teori dan hipotesis. Peneliti menggunakan teknik manipulasi dan mengkontrol variabel melalui instrumen formal untuk melihat interaksi kausalitas. Peneliti mencoba mereduksi data menjadi susunan numerik selanjutnya ia melakukan analisis terhadap komponen penelitian (variabel). Penarikan kesimpulan secara deduksi dan menetapkan norma secara konsensus. Bahasa penelitian dikemas dalam bentuk laporan.
Penelitian kualitatif tidak memerlukan hipotesis, justru kadang-kadang diakhiri dengan hipotesis. Perumusan teori berdasarkan data yang telah tersaturasi (grounded theory). Peneliti menggunakan teknik penggambaran (portrayal) secara alamiah terhadap fenomena yang muncul sekaligus dirinya merupakan instrumen penelitian itu sendiri. Penarikan kesimpulan secara induksi dengan menemukan salah satu pola yang berlaku dari pluralitas dan kompleksitas norma. Bahasa penelitian dikemas secara deskriptif.
4. Fokus Masalah
Fokus Masalah untuk Penelitian Kualiitatif
Fokus masalah penelitian KUALITATIF bersifat holistik,meliputi aspek yang cukup luas (tidak dibatasi pada variabel tertentu), dan hanya meneliti situasi yang ada, jadi sifatnya holistik.
Fokus Masalah untuk Penelitian Kuantitatif
Fokus masalah penelitian KUANTITATIF sangat spesifik (partikularistik) berupa variabel-variabel tertentu saja dan berhubungan dengan sebab kejadian Jadi tidak bersifat holistik
5. Teknik pengumpulan data, populasi-sampel dan analisis data
Teknik Pengumpulan Data
Dalam peneliti menggunakan pendekatan kualitatif, menggunakan teknik observasi terlibat langsung atau riset partisipatori, seperti yang dilakukan oleh para peneliti bidang antropologi dan etnologi sehingga peneliti terlibat langsung atau berbaur dengan yang diteliti. Dalam praktiknya, peneliti akan melakukan review terhadap berbagai dokumen, foto-foto dan artefak yang ada. Interview yang digunakan ialah interview terbuka, terstruktur atau tidak terstruktur dan tertutup terstruktur atau tidak terstruktur.
Sedang pendekatan kuantitatif teknik yang dipakai akan berbentuk observasi terstruktur, survei dengan menggunakan kuesioner, eksperimen dan eksperimen semu. Dalam mencari data, biasanya peneliti menggunakan kuesioner tertulis atau dibacakan. Teknik mengacu pada tujuan penelitian dan jenis data yang diperlukan apakah itu data primer atau sekunder.
Populasi Dan Sampel
Sampel kecil merupakan ciri pendekatan kualitatif karena pada pendekatan kualitatif penekanan pemilihan sampel didasarkan pada kualitasnya bukan jumlahnya. Oleh karena itu, ketepatan dalam memilih sampel merupakan salah satu kunci keberhasilan utama untuk menghasilkan penelitian yang baik. Sampel juga dipandang sebagai sampel teoritis dan tidak representatif. Pada umumnya, sampel yang diteliti disebut informan. Penarikan sampel didasarkan pada teknik non-probabilitas.
Sedang pada pendekatan kuantitatif, jumlah sampel besar, karena aturan statistik mengatakan bahwa semakin sampel besar akan semakin merepresentasikan kondisi nyata. Karena pada umumnya pendekatan kuantitatif membutuhkan sampel yang besar, maka stratafikasi sampel diperlukan . Sampel biasanya diturunkan dengan menggunakan teknik probabilitas dan diseleksi secara random. Dalam melakukan penelitian, bila perlu diadakan kelompok pengontrol untuk pembanding sampel yang sedang diteliti. Ciri lain ialah penentuan jenis variabel yang akan diteliti, contoh, penentuan variabel yang mana yang ditentukan sebagai variabel bebas, variabel tergantung, variabel moderat, variabel antara, dan variabel kontrol. Hal ini dilakukan agar peneliti dapat melakukan pengontrolan terhadap variabel pengganggu.
Analisis Data
Analisa kualitatif merupakan analisa yang mendasarkan pada adanya hubungan semantis antar variable yang sedang diteliti. Tujuannya ialah agar peneliti mendapatkan makna hubungan variable-variabel sehingga dapat digunakan untuk menjawab masalah yang dirumuskan dalam penelitian. Hubungan antar semantis sangat penting karena dalam analisa kualitatif, peneliti tidak menggunakan angka-angka seperti pada analisa kuantitatif.
Prinsip pokok teknik analisa kualitatif ialah mengolah dan menganalisa data-data yang terkumpul menjadi data yang sistematik, teratur, terstruktur dan mempunyai makna. Prosedur analisa data kualitatif dibagi dalam lima langkah, yaitu: 1) mengorganisasi data: Cara ini dilakukan dengan membaca berulang kali data yang ada sehingga peneliti dapat menemukan data yang sesuai dengan penelitiannya dan membuang data yang tidak sesuai; 2) membuat kategori, menentukan tema, dan pola: langkah kedua ialah menentukan kategori yang merupakan proses yang cukup rumit karena peneliti harus mampu menglompokkan data yang ada kedalam suatu kategori dengan tema masing-masing sehingga pola keteraturan data menjadi terlihat secara jelas; 3) menguji hipotesa yang muncul dengan menggunakan data yang ada: setelah proses pembuatan kategori maka peneliti melakukan pengujian kemungkinan berkembangnya suatu hipotesa dan mengujinya dengan menggunakan data yang tersedia ; 4) mencari eksplanasi alternatif data: proses berikutnya ialah peneliti memberikan keterangan yang masuk akal data yang ada dan peneliti harus mampu menerangkan data tersebut didasarkan pada hubungan logika makna yang terkandung dalam data tersebut; dan 5) menulis laporan: penulisan laporan merupakan bagian analisa kualitatif yang tidak terpisahkan. Dalam laporan ini peneliti harus mampu menuliskan kata, frasa dan kalimat serta pengertian secara tepat yang dapat digunakan untuk mendeskripsikan data dan hasil analisanya.
Model lain untuk melakukan analisa data kualitatif ialah dengan menggunakan: 1) Analisa Domain, 2) Analisa Taksonomi, 3) Analisa Komponensial, 4) Analisa Tema Kultural dan 5) Analisa Komparasi Konstan
Analisis dalam penelitian kuantitatif bersifat deduktif, uji empiris teori yang dipakai dan dilakukan setelah selesai pengumpulan data secara tuntas dengan menggunakan sarana statistik, seperti korelasi, uji t, analisis varian dan covarian, analisis faktor, regresi linear dll.nya.
6. Langkah-langkah penelitian
Banyak kesamaan antara langkah penelitian kuantitatif dengan kualitatif, dimana pada penelitian kuantitatif disamping perumusan masalah diperlukan adanya hipotesis sementara di dalam penelitian kualitatif tidak diperlukan, justeru setelah meneliti kadang timbul hipotesis, kemudian studi pustaka pada kuantitatif dikaitkan dengan operasionalisasi variabel, sementara pada kualitatif bedanya adalah operasionalisasi aspek.
Secara umum langkah penelitian dimaksud, sbb. :
TAHAP PERSIAPAN:
1. Mengidentifikasi masalah
2. Mengadakan studi kepustakaan
3. Merumuskan dan membatasi masalah
4. Merumuskan tujuan& manfaat penelitian
5. Merumuskan asumsi &hipotesis /pertanyan pokok
6. Merumuskan metode penelitian &
teknik pengumpulan data
7. Merumuskan populasi & sampel
8. Menyusun instrumen penelitian
9. Mengadakan persiapan teknis
TAHAP PELAKSANAAN
1. Mengumpulkan data
2. Mengolah & menafsirkan data
3. Menyusun draf laporan
TAHAP PELAPORAN
1. Seminar hasil penelitian
2. Reviu dan penyempurnaan
3. Distribusi dan penggunaan
Pada penelitian Kuantitatif, jenis data yang digali dapat dikelompokkan dalam 3 (tiga) jenis data, yakni :
1) Data Nominal, digali dengan teknik berstruktur, yaitu angket , wawancara, observasi dan studi dukomenter, yang tentunya instrumennya adalah angket berstruktur, pedoman wawancara berstruktur, pedoman observasi berstruktur dan pedoman studi berstruktur
2) Data Ordinal, digali dengan teknik berstruktur juga sama dengan di atas, yaitu angket , wawancara, observasi dan studi dukomenter, yang tentunya instrumennya adalah angket berstruktur, pedoman wawancara berstruktur, pedoman observasi berstruktur dan pedoman studi berstruktur
3) Data Interval, digali dengan teknik berstruktur juga, yaitu angket , wawancara, observasi, studi dukomenter, Check list dan skala yang tentunya instrumennya adalah angket berstruktur, pedoman wawancara berstruktur, pedoman observasi berstruktur dan pedoman studi berstruktur, Check list dan skala interval.
Sementara penelitian Kulititatifpun, jenis data yang digali dapat dikelompokkan dalam 3 (tiga) jenis data, yakni :
1) Data Deskriptif
2) Data Naratif
3) Data Kualitatif
Kesemua data pada penelitian kualitatif tersebut, dapat digali dengan menggunakan teknik observasi, wawancara dan studi dukomenter yang tidak berstruktur, dengan instrumen yang digunakan adalah pedoman wawancara tidak berstruktur, pedoman observasi tidak berstruktur dan pedoman studi tidak berstruktur
7. Kesimpulan Penelitian
a. Apakah kesimpulan masuk akal, sesuai dengan penelitian ?
b. Apakah batasan penelitian dan diindikasikan secara fokus ?
c. Apakah .maksud penemuan diindikasikan ?
Disamping itu perlu digaris bawahi, bahwa karena dalam penelitian untuk membuktikan atau menemukan sebuah kebenaran dapat menggunakan dua pendekatan, yaitu kantitatif maupun kualitatif, maka kebenaran yang di peroleh dari dua pendekatan tersebut jelas memiliki ukuran dan sifat yang berbeda. Kesimpulan pada hasil penelitian pendekatan kuantitatif lebih menitikberatkan pada frekwensi tinggi sedangkan pada pendekatan kualitatif lebih menekankan pada esensi dari fenomena yang diteliti. Kemudian kebenaran dari hasil analisis penelitian kuantitatif bersifat nomothetik (dalam arti mencari hukum keberlakuan yang sifatnya umum) dan dapat digeneralisasi sedangkan hasil analisis penelitian kualitatif lebih bersifat ideographik(dalam arti keberlakuannya bersifat khusus), tidak dapat digeneralisasi. Hasil analisis penelitian kualitatif naturalistik lebih bersifat membangun, mengembangkan maupun menemukan terori-teori sosial sedangkan hasil analisis kuantitatif cenderung membuktikan maupun memperkuat teori-teori yang sudah ada
8. Pemaduan Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif
Antara penelitian kualitatif dengan kuantitatif seakan-akan terdapat perbedaan paradigmatif yang tidak ada titik temu, Tapi sebenarnya antara kedua penelitian itu tidak terdapat perbedaan yang cukup jauh. Justru sebaliknya kini antara keduanya saling mendekat dan melengkapi satu sama lain. Tata pikir logika penelitian positivisme-kuantitatif yang meliputi tata pikir korelasi, sebab akibat, dan tata pikir timbal-balik atau interaktif, seperti nampak dalam model-model uji statistik inferensial, menurut Muhadjir dapat ditempatkan dalam sebuah grand theory artau grand consept agar data empirik sensual dapat dimaknai dalam cakupannya yang lebih luas.
Apa yang dimaksud dengan grand theory, sesungguhnya tiada lain ialah teori-teori besar yang menjadi kunci analisis untuk memahami fenomena sosial, baik statika maupun dinamika sosial. Ini merupakan logika makro yang menjadi pijakan analisis. Penelitian kuantitatif hanya menggunakan logika mikro, seperti korelasi dan hubungan sebab akibat, sedangkan penelitian kualitatif seringkali tertarik pada logika makro. Karena itu, Muhadjir mengusulkan agar logika mikro kuantitatif ditempatkan dalam kerangka logika makro. Di antara logika makro itu ialah: Pertama, pola pikir historik atau proses perkembangan. Kedua, pola pikir yang terkait dengan sistematisasi pengetahuan, seperti pola pikir sistemik, fungsional, pragmatik dan pola pikir kontekstual. Ketiga, pola pikir yang mengarah dari kutub statika sosial seperti struktur sosial kepada dinamika sosial. Keempat, pola pikir yang menggambarkan keterkaitan antara berbagai fenomena dengan asumsi bahwa suatu fenomena terkait dengan fenomena yang lain.
Penempatan tata pikir mikro yang bersifat korelasional dan eksperimental dalam sebuah konteks grand theory, barangkali akan lebih jelas jika dirinci untuk masing-masing bentuk penelitian kuantitatif positivistik. Sudah diketahui umum bahwa bentuk penelitian kuantitatif terdiri dari penelitian deskriptif, korelasional dan eksperimen, walaupun dalam pengembangannya terjadi perbedaan pendapat. Masing-masing bentuk penelitian tersebut kita tempatkan dalam logika penelitian kualitatif.
Dengan demikian jelas bahwa, penelitian kualitatif yang berkembang dari filsafat positivisme dan memiliki pola pikir yang bersifat mikro dapat digabung dengan pola pikir kualitatif yang mengehendaki pengungkapan fenomena secara holistik. Apa yang diungkap dengan sendirinya memiliki makna dalam konteks pola-pola hubungan sosial.
Karena itu, dapat memulai penelian dengan berpihak dari logika makro kualitatif, kemudian di tengah-tengah logika itu, seseorang dapat melakukan penelitian yang bersifat spesifik –mikro, seperti melihat melihat hubungan antara satu variabel dengan variabel lain, atau – bahkan – melakukan kuasi eksperimen secara mikro dalam konteks logika makro. Atau sebaliknya, peneliti bisa memulai penelitian dengan logika mikro kuantitatif, baik survey deskriptif maupun korelasional, atau bahkan kuasi eksperimen. Kemudian peneliti berusaha mengungkap latar secara mendalam dan holistik, sehingga kesimpulan-kesimpulan yang diperoleh tergambarkan secara holistik dalam kerangka makro sosiologis.
Dengan demikian, antara kualitatif-kuantitatif bukan saling bertentangan, tetapi bergabung menjkadi satu kesatuan utuh yang saling melengkapi satu sama lain. Hanya saja model penelitian seperti ini masih harus dikembangkan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar