MERANCANG KURIKULUM MUATAN LOKAL
A. Pengertian Kurikulum Muatan Lokal
Kurikulum Muatan Lokal adalah pedoman penyelenggaraan PBM yang ditetapkan oleh daerah sesuai dengan keadaan dan kebutuhan daerah yang bersangkutan, yang berisikan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan dalam penyajian bahan itu dalam PBM.
Pengertian lokal itu sendiri bisa mencakup wilayah pemerintahan provinsi, misalnya bahasa daerah, atau mungkin untuk wilayah kabupaten atau pun Wilayah desa tertentu, untuk bahan keterampilan, atau kesenian lokal atau pun sosial kemasyarakatan lainnya.
Pembuatan kurikulum muatan lokal hendaknya meliputi bahan kajian seperti :
- Pendidikan Budaya Daerah, misalnya bahasa, kesenian, adat istiadat, budaya, olah raga di daerah itu, dll;
- Pendidikan Keterampilan , seperti Keterampilan olah Tangan dengan alat sederhana , misalnya elektronika, ukiran, tata boga, tata busana, anyam-anyaman, dll , atau pun keterampilan dengan alat modern, misalnya ketrampilan komputer, dll
- Pendidikan Lingkungan, seperti wawasan lingkungan, budi pekerti, masalah sosial dan pemecahannya, dll
Dalam hal nama Mata Pelajaran, tentu diselaraskan dengan bahan kajian yang terkait, misalnya MATA PELAJARAN KETERAMPILAN KOMPUTER; MATA PELAJARAN BUDAYA BANJAR, dll
Pembuatan kurikulum muatan lokal ini tentunya harus memegang prinsip LINK AND MATCH atau harus dapat menjembatani antara kebutuhan keluarga dan masyarakat dengan Tujuan Pendidikan Nasional, karena itu penyusunannya seharusnya didasarkan atas studi kebutuhan masyarakat dan kondisi daerah setempat.
Keterampilan Komputer yang bukan merupakan kekhususan di suatu daerah boleh dijadikan muatan lokal, disebabkan dengan keterampilan itu akan membantu siswa memperoleh penghasilan, disamping dia memang merupakan alat praktis saat ini.
Perbedaan yang khas antara MP Keterampilan Tangan dan Kesenian dengan Muatan Lokal adalah pada fungsinya.
MP Keterampilan Tangan dan Kesenian lebih difungsikan untuk membekali siswa untuk berkarya serta menumbuhkan cita rasa keindahan dan kemampuan menghargai seni, sementara Muatan Lokal berfungsi untuk memberikan peluang kepada siswa untuk mengembangkan kemampuannya sesuai dengan keperluan daerah yang bersangkutan.
Disamping itu MP Keterampilan Tangan lebih ditujukan kepada pengembangan sikap dan kemampuan siswa agar berkreasi dan menghargai kerajinan tangan dan kesenian, sementara Muatan Lokal lebih kepada memperkenalkan lingkungannya dan keterampilan dasar untuk hidup dan menambah penghasilan.
Juga MP Keterampilan Tangan menekankan pada proses pembentukan cita rasa, sedangkan Muatan Lokal lebih menekankan pada hasil ( benda jadi).
B. DASAR MUATAN LOKAL
1. UUSPN No 2 Tahun 1989 tentang SPN pasal 38 ayat 1, bahwa :” Pelaksanaan kegiatan dalam satuan pendidikan didasarkan atas kurikulum yang berlaku secara Nasional dan kurikulum yang disesuaikan dengan keadaan, serta kebutuhan lingkungan dan ciri khas satuan pendidikan yang bersangkutan.”
2. PP No 28 Tahun 1990 tentang Pendidikan Dasar Pasal 14 ayat 3, bahwa : “Pendidikan Dasar dapat menambah mata pelajaran sesuai dengan keadaan lingkungan dan ciri khas satuan pendidikan yang bersangkutan dengan tidak mengurangi kurikulum yang berlaku secara Nasional dan tidak menyimpang dari Tujuan Pendidikan Nasional”
3. Keputusan Mendikbud Nomor 060/ U/ 1993 tentang Kurikulum Pendidikan Dasar, bahwa Kurikulum Pendidikan Dasar yang disesuaikan dengan keadaan serta kebutuhan lingkungan ditetapkan oleh Kepala Kantor Wilayah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.”
C. TUJUAN DAN MANFAAT PENGAJARAN MUATAN LOKAL
Ada beberapa tujuan pengajaran Muatan Lokal, sbb. :
1. Mengenal dan menjadi lebih akrab dengan lingkungan alam, sosial dan budayanya;
2. Memiliki bekal kemampuan dan keterampilan serta pengetahuan mengenai daerahnya yang berguna bagi dirinya maupun lingkungannya masyarakat pada umumnya;
3. Memilki sikap dan perilaku yang selaras dengan nilai/ aturan-aturan yang berlaku di daerahnya serta melestarikan dan mengembangkan nilai-nilai luhur budaya setempat dalam rangka menunjang pembangunan Nasional.
Manfaat yang didapatkan siswa dengan pengajaran Muatan Lokal, yaitu :
1. Memiliki pengetahuan yang lengkap dan utuh, baik pengetahuan yang menjadi standard Nasional maupun hal yang dimiliki daerahnya
2. Dapat memiliki keterampilan sebagai alat membantu orang tua atau bekal hidup mereka.
D. INSTANSI PENGEMBANG KURIKULUM MUATAN LOKAL
Muatan Lokal dibuat dan dikembangkan oleh Tim Perekayasa Kurikulum ( TPK ) yang fungsinya, adalah :
1. TPK Tk. Propinsi membantu kepala unit kerja Depdiknas pada tingkat wilayah propinsi dalam merencanakan, mengembangkan dan melakukan penilaian pelaksanaan kurikulum di wilayah propinsi yang bersangkutan
2. TPK Tk. Kabupaten membantu kepala unit kerja Depdiknas pada tingkat wilayah kabupaten dalam merencanakan, mengembangkan dan melakukan penilaian pelaksanaan kurikulum di wilayah kabupaten yang bersangkutan
TPK di daerah dalam bekerja mengembangkan kurikulum harus melibatkan semua unsur tenaga kependidikan yang ada di daerah yang bersangkutan, dengan TPK sebagai tenaga intinya.
Instansi yang harus dilibatkan dalam pengembangan kurikulum muatan lokal, adalah :
1. Sekolah sebagai pusat kegiatan pendidikan, yang diharapkan memberikan gambaran yang jelas fenomena yang terjadi selama PBM
2. Kantor Dinas Diknas kecamatan, yang diharapkan sebagai koordinator pemberi gambaran fenomena yang terjadi se kecamatan terutama berkenaan dengan pelaksanaan kurikulum
3. Kantor Dinas Diknas kabupaten, yang diharapkan sebagai koordinator pemberi gambaran fenomena yang terjadi se kabupaten terutama berkenaan dengan pelaksanaan kurikulum
4. Kantor Dinas Diknas kabupaten, yang diharapkan sebagai koordinator pemberi gambaran fenomena yang terjadi se provinsi terutama berkenaan dengan pelaksanaan kurikulum
5. Kantor Wilayah Dik Nas dan Kepala Bidang Persekolah berfungsi sebagai pembina
6. Pusat Pengembangan Kurikulum dan Saran Pendidikan berperan sebagai pemberi bantuan teknis kepada TPK
7. Dikdasmen berperan sebagai pembina pelaksana kurikulum
8. Pusat Perbukuan berperan sebagai penyedia/ pengadaan buku
9. PEMDA berperan dalam pengadaan sarana pelaksanaan kurikulum
10. BAPPEDA berperan sebagai pemberi dana pelaksanaan dan pengadaan sarana pelaksanaan kurikulum
11. Dinas terkait, sebagai penyedia lokal expert dan penyedia data tentang hal-hal yang mendukung pelaksanaan kurikulum Muatan Lokal
12. TPK berperan sebagai :
- Pengembang perangkat kurikulum
- Pengembang Pedoman Penjabaran dan Penyesuaian antara Kurikulum Nasional dan tuntutan Lokal
- Melaksanakan penilaian dan pemantauan pelaksanaan
E. PROSES PENGEMBANGAN KURIKULUM MUATAN LOKAL
1. Melakukan Studi Kebutuhan ( Need Assessment ), dimana TPK mengumpulkan data daerah dan melakukan studi kualifikasi tenaga kerja dan sejauh mana uraian tugasnya yang diperlukan daerah tersebut
2. Pengkajian bahan untuk dipelajari siswa dalam memenuhi kualifikasi tenaga kerja tersebut
3. Pengorganisasian bahan menjadi bahan muatan lokal
4. Pengkajian potensi sekolah yang dimiliki dalam penerapan kurikulum muatan lokal tersebut, yang akan dimanfaatkan dalam pembuatan buku acuan pelaksanaan
5. Penyusunan Perangkat Kurikulum, meliputi :
- Buku acuan Pengembangan Kurikulum Muatan Lokal
- GBPP
- Petunjuk Pelaksanaan
F. MUATAN LOKAL YANG DIBUAT OLEH SUATU SEKOLAH
TPK yang dibentuk dimasing-masing daerah telah menyediakan perangkat Kurikulum Muatan Lokal dan sekolah dipersilahkan memilih Mata Pelajaran tertentu yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan daerahnya.
Namun jika dianggap tidak sesuai dengan tuntutan masyarakat sekitar, maka untuk mengembangkan kurikulum muatan lokal sendiri, sekolah harus melakukannya sebagaimana prosedur yang dilakukan TPK, kemudian sekolah dapat mengajukannya ke Diknas Wilayah dengan melampirkan semua perangkat kurikulum yang telah disusun, dengan tembusan ke Diknas Kabupaten dan Kecamatan.
Setelah usulan tersebut di kaji TPK atas dasar penugasan dari Diknas Provinsi dan disetujui, maka sekolah dapat menerapkan pengajaran muatan lokal yang mereka buat itu.
Kalau merancang kurikulum muatan lokal, hal dasar penentuan isi yang harus diperhatikan, adalah :
1. Isi didasarkan pada keadaan ( lingkungan alam, sosial ekonomi dan budaya )
2. kebutuhan daerah ( khususnya untuk kelangsungan hidup dan peningkatan taraf hidup ) yang disesuaikan dengan perkembangan dan pembangunan daerah
3. Kebutuhan siswa, umpama di lingkungan siswa yang berkembang adalah keterampilan meubeler, maka keterampilan itu yang harus diutamakan.
Ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan dalam menerapkan sebuah pengajaran muatan lokal, yaitu :
1. Tersedianya tenaga pengajar
2. Tersedianya fasilitas belajar
3. Diperlukan di daerah setempat.
25 November 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar